Sesampainya di rumah sakit, saya beserta teman satu kelompok sama-sama sibuk mempersiapkan pembuatan formula enteral, meracik dan menimbang gramasi masing-masing bahan yang digunakan, menyeduh bersama air hangat, dan kemudian menyajikan kepada Ahli Gizi di rumah sakit tersebut, hingga tidak sadar ada notifikasi dari handphone berasal dari ibu kos yang dikirim pukul 10.38 WIB dan baru dibuka pukul 11.41 WIB, yang menyatakan bahwa ibu kos meminta maaf karena sudah lancang masuk kamar karena ada laporan dari temen kosan lain bahwa ada luapan air yang bersumber dari kamar saya.
Hal ini diduga akibat kelalaian dalam menutup kran air, saluran pembuangan air mampet, yang menyebabkan air meluber ke luar kamar. Setelah membaca pesan dari ibu kos, seketika saya langsung lemas tertunduk lesu, masih tidak menyangka bahwa saya bisa menyebabkan sebuah tragedi yang memalukan sekaligus merugikan banyak orang.
Saya memang benar-benar tidak ingat, bahwa saya masih membuka kran air di kamar mandi, dan meninggalkannya begitu saja, serta dengan santainya berangkat ke rumah sakit. Seketika juga saya coba menelepon ibu kos untuk meminta maaf, namun beliau sedang off, sehingga saya melayangkan permintaan maaf melalui chat.
Saat itu, keadaan saya sudah tidak tenang hingga pulang pukul 14.00 WIB, saya sungguh menyesal, bagaimana kamar saya bisa kebanjiran sedemikian rupa, hal bodoh macam apa yang telah saya lakukan. Saat diperjalanan pulang, saya kira kecerobohan saya sudah berakhir, ternyata masih ada lagi.
Saya membonceng teman saya yang juga tinggal dalam satu kosan, saat itu, memang saya akui, saya cukup terburu-buru, pengen cepet nyampe kosan dan melihat bagaimana keadaan kosan saat ini.
Kendaraan di jalanan, cukup ramai lancar seperti biasa, banyak truk tronton dan juga mobil pribadi, saat akan belok ke gang kosan, ada hal yang sangat memalukan dan masih teringat hingga sekarang, helm kesayangan saya tanpa aba-aba melayang terbang hingga berjarak 3 meter dari saya.
Panik? Oh tentu, malu, takut, tertawa, hingga mata berkaca-kaca adalah gambaran perasaan saya saat itu, semua bercampur menjadi satu, teman saya tidak berhenti tertawa dan bertanya-tanya kenapa hari ini kamu sangat sial? Beruntung ada bapak-bapak baik yang menyelamatkan helm pink saya, juga banyak dari truk besar yang lewat menghindar agar tidak terkena/melindes helm saya.
Helm saya memang sudah hilang pengaitnya karena memang penggunaan lama, selain itu kaca helm juga sudah banyak goresan yang menyebabkan terganggunya penglihatan, sehingga memang saat saya gunakan, sengaja saya buka kaca helm agar pandangan saya tidak terhalangi oleh apapun.Â
Sebelumnya saya juga sering melakukan hal tersebut dan semuanya berjalan normal, namun siang itu berbeda, kejadian helm melayang di tengah jalanan antar kota membuat saya cukup trauma.
Setelah sampai di kos dengan perasaan capek dan malu, saya cukup kaget ternyata keadaan kamar saya tampak baik-baik saja, meskipun memang ada bekas air di sepanjang tembok dengan ketinggian 5 cm. Sepertinya ibu kos memang orang yang sangat baik, MasyaAllah, saya sangat terharu.
Beberapa Tips Mengurangi KecerobohanÂ
Tentu saat ini pun, saya masih di tahap belajar, bagaimana agar dua kejadian tersebut tidak terulang kembali, dan kedepannya saya bisa lebih bijak dan berhati-hati dalam segala tindakan saya dan dengan tanggungjawab penuh dapat merawat lingkungan di sekitar saya.