Kala itu di Ramadhan 2023, ada kebiasaan keluarga Ayu untuk selalu menservice mobil sebelum digunakan untuk mudik lebaran ke rumah nenek. Rumah Ayu berada di desa dan bengkel berada di kota, jarak antara rumah ke kota cukup jauh, sekitar 45 km.
Selain itu, satu-satunya akses untuk pergi ke kota adalah dengan melewati hutan-hutan jati minim penerangan sepanjang separuh perjalanan, mendekati ujung hutan ada air terjun cantik yang biasa dikunjungi pelancong tiap harinya, juga ada makam wali lokal yang dihormati oleh penduduk sekitar.
"Dek, nanti siang ikut aku ambil mobil di bengkel ya", kata Rifka kepada adeknya Ayu.
"Oke kak, naik motor bonceng berdua kan berarti?", Jawab Ayu
"Iya dek, nanti pulangnya kamu sendiri, bentar doang, cuman ambil, gabakal kesorean", Timpa Rifka
"Siap", Jawab Ayu
Keduanya pun bersiap-siap mandi dan berdandan, pukul 13.00 mereka akhirnya siap, sudah memakai jaket dan helm lengkap, tidak lupa membawa SIM serta kartu pengenal lain, keduanya pun berangkat dan tidak lupa berpamitan kepada Ibunya.
"Hati-hati nduk, selalu bersholawat di sepanjang jalan ya", ucap ibu sambil menyalami Ayu dan Rifka, disusul adik laki-laki keduanya, bernama Zafran yang baru berumur 5 tahun, berlari dan berpesan kepada kedua kakaknya untuk membelikannya tahu kekinian yang hanya membuka kedai di kota.
Saat perjalanan menuju bengkel, semuanya berjalan lancar tidak ada kendala, hanya udara terasa kian panas, ditambah mereka harus menahan lapar dan haus karena sedang berpuasa. Pukul 14.10 keduanya tiba di bengkel.
Yang menjadi masalah adalah sudah seminggu lamanya mobil itu dikirim ke bengkel, belum juga tuntas tindakan si montir. Katanya antrian membludak karena memasuki musim pemudik, untuk progres mobil, AC sudah kembali dingin, tinggal melakukan pembersihan menyeluruh, disebut salon mobil yang harus antri sekitar 2 mobil lagi.