Terbelalak nanar menatap kuasa Ilah
Aku berbisik pada daun yang tertiup angin
Mengapa tanahku berhati dingin?
Adakah nista menoda tingkah laku kami
Hingga menyulut murka mengusir, "Pergi!"
Dimanakah penanda kesombongan manusia?
Garis pengukur culas mencemar jiwa
Untuk kami renungkan bersama Â
Sebelum melintas batas neraca
Angin mengabarkan napak tilas
Tentang bebatuan kering nan keras
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!