Mohon tunggu...
Zia Mukhlis
Zia Mukhlis Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemerhati Pendidikan dan Sosial Budaya

Jurnalis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hidup dari Pikiran-pikiran Orang Besar

16 November 2018   11:52 Diperbarui: 16 November 2018   12:39 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam menjalani kehidupan yang penuh tanda tanya, keraguan dalam tindakan yang akan diputuskan, dan melahirkan solusi yang terbaik sering mendatangkan kebimbangan dalam setiap langkah itu. 

Memberanikan diri untuk salah rasanya sangat menghabiskan waktu walau ilmu pengalaman yang didapat juga lumayan. Tapi tetap manusia membutuhkan langkah yang instan agar keputusan-keputusannya bisa cepat diambil dan terealisasi dengan efektif.

Untuk itu kita butuh membaca dan menelaah pkiran-pikiran dan gagasan para tokoh orang-orang besar. Mereka yang telah memfilsafati problema hidup dan menghasilkan solusi yang brilian. 

Dari perenungan yang dalam membuat gagasan itu lahir. Waktu mereka habiskan untuk tiada henti memikirkan masalah demi masalah. Hingga sesuatu yang baru lahir dan orang tercengan oleh ide itu, pikiran mereka.

Sesuai ucapan Fahrudin Faiz sang guru filsafat di UIN Jogja, "perbanyak membaca agar wadahmu lebih besar dalam menentukan pilihan". 

Memang seharusnya kita demikian, memiliki banyak opsi pilihan agar tidak bingung dalam menentukan keputusan, yang pilihan-pilihan tersebut adalah hasil dari bacaan kita dari pengalaman orang lain. Sederhannya ketika kita dihadapkan dengan permasalahan ekonomi yang terjadi di Indonesia, ada opsi-opsi pilihan yang bisa kita tawarkan, opsi pertama dari permasalahan ekonomi Indonesia kita harus mengadopsi sistem kapitalis, kedua sosialis dan ketiga adalah sistem ekonomi syariah, atau lahir sebuah pikiran baru yang mengkolaborasikan ketika sistem ekonomi semuanya. 

Tentu opsi-opsi ini lahir dari hasil baca dari zaman dan kondisi negara-negara yang menerapkan sistem-sistem tersebuat. Begitulah Founding Father kita melahikan ide Pacasila sebagai dasar negara, mereka adalah pustaka-pustaka dari lierasi dan gagasan dunia, duduk berhimpun untuk memperdebatkan hasil pikiran-pikiran mereka hingga lahirlah Pancasila yang mejiwai berbagai aspek kehidupan dan sangat brilian. 

Kenapa bisa demikian, karena mereka membaca, membaca dunia, membaca kemajuan terbaru, membaca gagasan-gagasan orang besar, meramunya dalam otak mereka, dan mengujinya di sidang-sidang persiapan Indonesia.

Ada juga yang menarik setelah kita membaca pikiran-pikiran orang besar. Terjadinya perubahan kepribadian atau sikap pada diri kita. Saat kita membaca biografi pahlawan atau tokoh besar yang berasal dari kampung halaman kita sendiri akan terasa jauh berbeda pengaruhnya dengan saat kita membaca biografi tokoh besar dari daerah lain atau negara lain. 

Seperti jika saya orang Padang saya akan sangat bangga saat membaca biografi tentang M. Natsir, dan rasa bangga saya ini akan sangat jauh berbeda ketika saya membaca tentang biografi Alexander The Great. Karena kedekatan teritorial ternyata mempengaruhi pikiran-pikiran kita, karena itu untuk menasehati seseorang alangkah lebih baiknnya jika dari orang terdekat. Dan oleh itulah nabi-nabi itu adalah orang asli dari kaumnya sendiri.

Selalu ada dampak dari proses membaca, menumbuhkan minat membaca berawal dari ketertarikan pada sesuatu. Mulailah membaca dari manusia-manusia yang membuat kita tertarik. Jika tidak tertarik lalu bagaimana kita akan tertarik. Tak ada rumus yang baku dalam membaca, lahap saja apa yang disuka, dengan sendirinya itu akan membawa kita pada buku ini, buku ini dan berantai-rantai buku lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun