Mohon tunggu...
Ziana verawatihabsari
Ziana verawatihabsari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Alur Tata Niaga Gabah di Kabupaten Sragen

20 Desember 2023   20:49 Diperbarui: 20 Desember 2023   20:57 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

           Kabupaten Sragen merupakan salah satu kabupaten penghasil padi di Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2022, produksi padi di Kabupaten Sragen mencapai 683.496 ton dengan luas panen 113.183 hektar. Produksi padi yang besar ini tentu saja membutuhkan alur tata niaga yang baik agar dapat sampai ke konsumen dengan harga yang wajar.

            Alur tata niaga gabah di Kabupaten Sragen dapat dibagi menjadi beberapa macam diantaranya yaitu Alur Pertama atau tradisional, Alur kedua atau semi, Alur ketiga dan alur  keempat. Berikut merupakan penjelasn dari beberapa alur tata niaga gabah yang ada di Kabupaten Sragen.

           Alur pertama atau disebut alur tradisional alur tata niaga gabah ini dimulai dari panen pdi yang langsung dikeringkan sendiri oleh petani dan kemudian dijual ke pedagang selanjutnya gabah digiling oleh pedagang dan dibawa ke pasar oleh pedagang dan kemudian gabah yang sudah ada dipasar dibeli oleh pengepul.

          Alur kedua atau alur semi yaitu alur yang dimulai dari gabah yang telah dipanen oleh petani langsung dibeli oleh pedagang menengah yang selanjutnya langsung dibeli kembali oleh pengepul yang kemudian digiling dan direpack selanjutnya gabah di jual ke konsumen.

        Alur ketiga dimulai dari penebas yang membeli langsung padi yag dipanen oleh petani kemudian penebas mengumpulkan gabah yang telah dibeli disebuah tempat yang sudah disetujui dengan pengepul untuk dilakukan jual beli. Selanajutnya gabah dijual oleh pengepul ke konsumen.

       Alur keempat yaitu alur terakhir dan terpendek yang dimulai dari petani yang memanen padi langsung ke penggilingan besar kemudian gabah siap dijual ke konsumen dari penggiligan besar tersebut.

      Alur tata niaga gabah yang beragam, mulai dari tradisional hingga modern, mencerminkan kompleksitas sistem pertanian di daerah ini. Melalui alur pertama hingga keempat, petani, pedagang, dan pengepul bekerja bersama untuk menjaga keseimbangan antara produksi padi yang besar dengan keberlanjutan pasokan pangan. Dengan adanya alur tata niaga yang baik, diharapkan masyarakat Kabupaten Sragen dapat menikmati hasil panen dengan harga yang wajar, menciptakan keberlanjutan ekonomi yang berkelanjutan di tingkat lokal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun