Hallo sahabatku, selamat pagi, siang, malam, subuh, tergantung anda membacanya. Saya Ziad Akbar Fadila saya berasal dari Bandung saya seorang pelajar dari SMAN1Padalarang.
Kali ini, saya ingin berbagi pengalaman tentang "Ekoenzim". Kenapa saya bahas?? Karena ini itu salah satu tugas yang 'mungkin' tidak ada hubungannya dengan pelajaran ini. Lohh kok isoo?? Ya karena Saya ditugaskan oleh guru PPKN untuk membuat Ekoenzim yang harusnya tugas ini diberikan oleh guru Biologi.
Bahkan, saya menulis artikel ini juga tugas dari guru bahasa Indonesia yang collab sama guru PPKN. Jujurly, saya merasa antara malas dan bingung itu beda tipis. Mau gak mau harus saya kerjakan dengan seberat beratnya, karena saya sendiri yang daftar ke sekolah ini.
Oke... Tanpa banyak basa basi saya akan langsung ke intinya. Seperti yang kita tahu atau ada yang belum tahu, bahwa menurut saya Ekoenzim adalah pupuk alami dari larutan hasil fermentasi sampah kulit buah buahan.
Sesuai yang saya sebutkan, ekoenzim terbuat dari campuran atau larutan sampah kulit buah buaya yang dicampur dengan air yang mengandung gula merah yang sudah terlarut. Ini, memiliki banyak manfaat dan dapat menggantikan dari bahan kimia. Serta, pembuatan yang sangat mudah.
Eko-enzim merupakan produk ramah lingkungan yang mudah dibuat oleh siapapun. Pembuatannya hanya membutuhkan air, gula sebagai sumber karbon, serta sampah organik sayur dan buah. Eko-enzim adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air dengan perbandingan 3 : 1 : 10.
Pembuatannya sangat mudah sobat, karena bahan bahan dan alatnya mudah kita temui. Bahan yang digunakan adalah sampah kulit buah, gula merah,dan air. Sedangkan alatnya saya hanya mdnggunakan botol bekas minuman 1 liter. Berikut cara saya membuat ekoenzim
Alat dan Bahan :
Kulit buah buah (3 ons)
Gula Merah (100g)
Air bersih