Proteksi Radiasi dalam Radiografi: Tugas dan Kepentingan Radiografer
Fazia Aulora Widodo
Amillia Kartikasari, S.Tr.Kes., M.T
D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan- Fak. Vokasi UNAIR
Radiografer memiliki peran penting dalam penerapan proteksi radiasi untuk memastikan keselamatan pasien, diri sendiri, dan lingkungan kerja. Mereka harus mematuhi protokol dan prosedur keselamatan yang ketat untuk mengurangi paparan radiasi. Radiografer bertanggung jawab untuk menerapkan teknik pencitraan yang meminimalkan paparan radiasi. Mereka menggunakan peralatan yang dirancang untuk melindungi pasien dan staf dari paparan yang tidak perlu (Saputra, 2021)
Radiografer harus terlatih dalam prinsip-prinsip proteksi radiasi dan terus memperbarui pengetahuan mereka tentang perkembangan terbaru dalam teknologi dan prosedur keselamatan radiasi. Pelatihan ini mencakup penggunaan alat pelindung diri (APD) dan teknik proteksi radiasi lainnya (Ravianto, 2017). Radiografer harus memantau dan mengevaluasi dosis radiasi yang diterima oleh pasien dan diri mereka sendiri. Ini melibatkan penggunaan dosimeter dan perangkat pengukur lainnya untuk memastikan bahwa paparan tetap dalam batas yang aman (Batubara et al., 2022).
Menggunakan perisai pelindung seperti apron timah, sarung tangan, dan pelindung tiroid untuk pasien dan diri sendiri adalah bagian dari tugas radiografer. Mereka juga harus memastikan penggunaan kolimasi untuk membatasi berkas radiasi hanya pada area yang diperlukan (Nor et al., 2021). Radiografer harus memiliki kesadaran yang tinggi dan sikap yang positif terhadap proteksi radiasi. Pengetahuan yang baik tentang bahaya radiasi dan praktik keselamatan sangat penting untuk memastikan lingkungan kerja yang aman. Studi menunjukkan bahwa kesadaran dan pengetahuan tentang proteksi radiasi di antara radiografer umumnya baik, meskipun ada ruang untuk perbaikan melalui pelatihan berkelanjutan (Mojiri & Moghimbeigi, 2011).
Penelitian yang dipimpin oleh radiografer sangat penting untuk mengembangkan pengetahuan di bidang proteksi radiasi dan untuk mendukung implementasi praktik klinis baru. Penelitian ini membantu mengurangi paparan radiasi pasien dan staf sambil mempertahankan kualitas diagnostik (Paulo, 2020). Tingkat pengetahuan dan kinerja radiografer dalam penerapan prinsip proteksi radiasi bervariasi. Penelitian menunjukkan bahwa pendidikan yang lebih tinggi berkorelasi dengan pengetahuan dan sikap yang lebih baik terhadap proteksi radiasi. Oleh karena itu, program pelatihan dan kursus penyegaran sangat dianjurkan untuk meningkatkan kesadaran dan praktik proteksi radiasi (Asadian & Zarghani, 2018).
Studi di berbagai negara menunjukkan perbedaan dalam penerapan praktik proteksi radiasi. Beberapa negara menunjukkan tingkat pengetahuan dan kesadaran yang tinggi, sementara yang lain menunjukkan kebutuhan untuk peningkatan signifikan dalam pelatihan dan penggunaan alat pelindung (Zervides et al., 2019). Radiografer memainkan peran kunci dalam penerapan proteksi radiasi melalui teknik pencitraan yang tepat, pelatihan berkelanjutan, pemantauan dosis, dan penggunaan alat pelindung. Meskipun pengetahuan dan praktik proteksi radiasi di kalangan radiografer umumnya baik, ada kebutuhan untuk pelatihan berkelanjutan dan peningkatan kesadaran untuk memastikan keselamatan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Asadian, S., & Zarghani, H. (2018). Evaluation of Knowledge, Attitude, and Performance of Radiographers towards Radiation Protection in Southern Khorasan Province, Iran. Iranian Journal of Medical Physics, 15, 222-225. https://doi.org/10.22038/IJMP.2018.26466.1268.