Mohon tunggu...
Zia Muntazar
Zia Muntazar Mohon Tunggu... -

....Saya bingung,. tapi saya ikhlash.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat Cinta Untukmu

12 September 2011   06:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:02 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hai cantik, kuharap tulisan ini tidak segera kau hapus dari inbox-mu ketika kau tahu ini dariku. Kumohon luangkan waktumu sejenak saja barang beberapa menit untuk membaca tulisan yang kutulis dengan semua rasa, semua peka , semua rana, semua derita, semua cinta, semua luka, semua penat, semua takut dan semua harap yang kupunya. Entah kau mengetahuinya atau tidak.

Aku bingung sekarang harus memanggilmu apa, kalau kau tidak keberatan biarlah kupanggil kau dengan sayang…agar perasaan ini lebih leluasa mengalir dalam ketukan-ketukan jemariku dengan keyboard yang ternyata tidak terbuat dari papan ini. Kuharap kau tidak keberatan. Atau jika kau keberatan, kau bisa meng-copy tulisan ini ke Microsoft word, lalu tekan Ctrl + F…kau bisa me-replace kata sayang dengan kata apapun yang kau anggap pantas untuk seharusnya kupanggil dirimu.

Sayang, kau tidak akan menemukan kalimat-kalimat efektif dan tata bahasa yang benar sesuai EYD dalam tulisanku ini. Mohon maaf jika tulisan ku ini tidak seperti layaknya sepucuk surat. Tapi aku tak akan begitu peduli dengan semua itu, bagiku kau membaca atau melihatnya sekilas sudah cukup bagiku.

Sayang, kupanggil kau dengan sayang, agar aku lebih bisa berdamai dengan hatiku. Agar aku tak selalu di kerubungi perasaan yang sebenarnya tak aku tahu darimana datangnya. Pokoknya, semua mengarahkan aku padamu. Pada indah dan celamu. Pada sempurna dan cacatmu. Semua tentangmu.

Surat ini, biarkanlah menjadi perantara perasaanku padamu. Aku terlalu hijau dengan cinta. Belum bisa berpikir apa-apa. Jika kau tak keberatan, mungkin kapan-kapan kau bisa mengajariku. Tentang semua itu, atau jika ternyata kau juga belum begitu paham, tentu kita bisa belajar bersama-sama.

Baiklah sayang, aku tak tau lagi harus menulis apa di surat sederhana tanpa amplop dan perangko ini. Yang ku mau. Kau membalas perasaanku ini. Jika belum bisa, jangan balas surat ini, sampai kau menerimaku.

Salam cinta

Aku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun