Stunting atau tengkes tentu adalah kondisi yang tidak kita inginkan terjadi pada anak kita. Betapa tidak, tidak hanya membuat anak pendek, stunting dapat menyebabkan efek jangka panjang berupa berkurangnya angka harapan hidup, komplikasi ketika melahirkan, menurunnya kemampuan kognitif, kehadiran ke sekolah yang rendah dan berpendepatan rendah ketika dewasa.
Stunting juga menyebabkan masalah kesehatan seperti peningkatan resiko penyakit kronis ketika dewasa, obesitas, resiko darah tinggi, dan profil lemak yang buruk. Ternyata tidak main-main ya efek stunting ini, Bunda?
Tengkes disebabkan oleh banyak faktor dan seringkali faktor resiko tengkes dianggap remeh temeh. Salah satunya adalah lantai rumah yang kotor. Ya, anda tidak salah baca. Lantai rumah yang kotor beresiko menyebabkan stunting pada anak.
Kok bisa?
Lantai yang kotor merupakan tempat yang disenangi oleh bakteri. Ketika anak-anak berkontak dengan lantai atau menyentuh barang yang berkontak dengan lantai yang kotor, bakteri tersebut dapat masuk ke tubuh dan menginfeksi anak.
Apabila lantai terus menerus kotor, infeksi yang termanifestasi menjadi diare atau ISPA Â dapat terjadi berulang. Energi yang mestinya digunakan untuk tumbuh jadi teralihkan untuk melawan bakteri penyebab infeksi. Akhirnya anak gagal tumbuh dan jadilah stunting.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mustina dkk di Kabupaten Pidie, Aceh menemukan bahwa lantai yang kotor berpengaruh signifikan terhadap kejadian stunting di Kabupaten Pidie.
Menariknya, lantai yang kotor ini adalah peringkat ketiga faktor resiko yang paling berpengaruh setelah jarak kelahiran yang terlalu dekat dan terlalu banyak anak.
Beberapa penelitian lain mengklasifikasikan lantai yang kotor sekedar berdasarkan materialnya. Lantai yang terbuat dari keramik, kayu dan semen dianggap sebagai lantai yang bersih sedangkan lantai berupa tanah merupakan lantai yang kotor. Tetapi penelitian yang dilakukan oleh Mustina dkk. mengungkapkan kalau definisi lantai yang bersih adalah lantai yang tidak berdebu ketika musim kemarau dan tidak basah ketika musim hujan. Dengan kata lain, lantai yang berdebu atau basah saja dapat diklasifikasikan sebagai lantai yang kotor.
Oleh karena itu, tidak mengheran apabila penelitian lain yang dilakukan oleh Yuniarti dkk di Pekalongan menunjukkan bahwa daerah yang sering dilanda banjir meningkatkan resiko stunting pada anak di daerah tersebut. Salah satu penyebabnya adalah karena anak-anak sering menerjang banjir tanpa alas kaki dan  lantai rumah pun sering tergenang air.