Mohon tunggu...
Zahratul Iftikar
Zahratul Iftikar Mohon Tunggu... Lainnya - Dokter gigi, ibu 2 anak, pegiat sustainable living, guru tahsin Al-Quran

Raising my children sambil praktek dokter gigi, berkebun, beternak, membaca, menulis dan mengajar baca Quran.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Ayam Halaman: Dari Kompos Hingga Telur dan Daging

15 Juni 2023   23:26 Diperbarui: 16 Juni 2023   09:20 1965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dalam tiga bulan, sekam mentah, sisa sampah dapur, kotoran ayam, dan tanah akan terurai menjadi kompos seperti ini (dok. pribadi)

Empat bulan yang lalu, kami membuat kandang ayam di halaman belakang rumah kami. Sebagai pegiat sustainable living, kandang beserta ayam di dalamnya menjadi krusial untuk dimiliki. Selain sebagai sarana ketahanan pangan, kandang ayam juga menjadi komponen daur hidup karena berfungsi sebagai komposter juga. 

Dinding kandang terbuat dari jaring-jaring (dok. pribadi)
Dinding kandang terbuat dari jaring-jaring (dok. pribadi)

Kami mendesain kandang ayam sesuai dengan prinsip permakultur. Tidak seperti kandang ayam pada umumnya, kandang ayam kami hanya terdiri dari empat bilah bambu yang ditegakkan, diberi dinding jaring-jaring dan diberi atap. Alas kandang kami tutup dengan sekam padi sebagai mulsa. Tak lupa kami beri bilah bambu yang melintang di tengah kandang sebagai tempat untuk ayam bertengger.

Kandang ayam sederhana kami di halaman belakang (dok. pribadi)
Kandang ayam sederhana kami di halaman belakang (dok. pribadi)

Kandang kami berukuran 1,5 meter x 1,5 meter dengan tinggi 2 meter. Dengan ukuran demikian, kami isi kandang ayam kami dengan 1 ayam kampung jantan dan 3 ayam kampung betina. 

Banyak sekali manfaat yang kami rasakan sejak memelihara ayam di halaman belakang rumah kami. Diataranya:

1. Sebagai komposter

Sebelum memelihara ayam, kami mengolah sampah organik menjadi kompos menggunakan komposter ember. Tapi ternyata mengompos dengan komposter ember memerlukan niat yang kuat dan usaha yang cukup besar. 

Kami harus rajin menumpuk (layering) unsur hijau (sampah dapur) dengan unsur coklat (dedaunan kering) dan mengaduknya secara rutin ketika komposter telah penuh. 

Dua ember cat besar pun ternyata tidak muat untuk mengolah sampah dapur kami. Walhasil sebagian sampah dapur tetap tidak dapat terolah menjadi kompos. 

Dalam tiga bulan, sekam mentah, sisa sampah dapur, kotoran ayam, dan tanah akan terurai menjadi kompos seperti ini (dok. pribadi)
Dalam tiga bulan, sekam mentah, sisa sampah dapur, kotoran ayam, dan tanah akan terurai menjadi kompos seperti ini (dok. pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun