Mohon tunggu...
Susanti Susanti
Susanti Susanti Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker Susanti

Mari Berkarya

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bandara Kertajati Ke dan Dari Universitas Kristen Maranatha

17 Agustus 2019   16:27 Diperbarui: 17 Agustus 2019   17:00 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nomor antrian bus gratis Bandung-Bandara Kertajati (Damri dengan terali untuk menaruh bagasi)

Ini adalah sebuah perjalanan menuju dan kembali dari kota kenang-kenangan, Bandung pada Agustus 2019. Kini, sejumlah rute penerbangan dialihkan ke Bandara Kertajati, di Majalengka, termasuk rute Batam-Bandung yang kami gunakan. Bandara ini merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta, yang menurut informasi media massa bahwa membutuhkan waktu tempuh selama sekitar 3 jam ke kota Bandung.


Perjalanan kali ini bertujuan untuk mengantar adik yang akan masuk kuliah semester pertama di Universitas Kristen Maranatha. Beberapa hari setelah mengantarnya, saya pulang sendirian dengan rute pesawat Kertajati-Batam. Jadi dalam artikel kali ini, saya akan menceritakan perjalanan Pulang-Pergi Bandara Kertajati-Universitas Kristen Maranatha, serta memperkenalkan sedikit Bandara Kertajati dari sudut pandangku.

 

Bandara Kertajati - Universitas Kristen Maranatha, 8 Agustus 2019

 

Pesawat Batam-Kertajati berangkat pukul 13.45 WIB, dan tiba pukul 15.30 WIB. Menjelang mendaratnya pesawat, pemandangan dari jendela pesawat adalah petak-petak sawah. Ada petak kuning,ada petak hijau, ada petak coklat, serta rumah yang tidak tampak banyak. Bila dibandingkan dengan pemandangan menjelang mendaratnya pesawat di Bandara Husein Sastranegara, biasanya kelihatan lalu-lalang kendaraan di jalan, dan pemukiman yang padat.

Pengambilan bagasi di BIJB Kertajati. Dokpri.
Pengambilan bagasi di BIJB Kertajati. Dokpri.

Setiba di Bandara Kertajati, dalam perjalanan menuju pintu kedatangan, melalui kaca, saya melihat sebuah menara berbentuk semacam senjata. Berdasarkan informasi di internet, ternyata itu adalah Air Traffic Control (ATC) yang dibangun menyerupai bentuk kujang, senjata tradisional Jawa Barat. Kemudian,kami mengambil bagasi. Kondisi bandara ini tampak masih sangat lowong. Karena khawatir kesorean, kamipun tidak berkelana dalam bandara baru ini.


Mari lanjutkan perjalanan! Banyak transportasi yang dapat digunakan untuk menuju daerah lain di Jawa Barat,seperti ke Bandung, Cikarang, Cirebon, Kuningan, Indramayu, Tasikmalaya, Purwakarta, Sumedang, dan lain-lain. Sebenarnya, ada beberapa travel yang bermarkas di Pasteur sehingga merupakan pilihan yang praktis menuju Universitas Kristen Maranatha.


Transportasi ke Bandara Kertajati (Sumber: https://amp.kompas.com/regional/read/2019/07/02/15514351/infografik-pilihan-transportasi-ke-bandara-kertajati)
Transportasi ke Bandara Kertajati (Sumber: https://amp.kompas.com/regional/read/2019/07/02/15514351/infografik-pilihan-transportasi-ke-bandara-kertajati)

Nah, yang paling ekonomis menuju kota Bandung adalah bus Damri, dengan tempat pemberhentian akhir di Pool Damri Kebun Kawung. Menurut berita di media massa pada 1 Juli 2019 saat beberapa penerbangan domestik yang ada di Bandara Husein Sastranegara resmi beralih ke Bandara Kertajati, bus Damri Bandara Kertajati-Bandung ini gratis selama Juli 2019. Tetapi, selama minggu pertama Agustus 2019, saya memantangi berbagai berita di media massa, namun tidak menemukan informasi tarif bus Damri Bandara Kertajati-Bandung. 


Transportasi BIJB Kertajati (Foto Banner di BIJB Kertajati)
Transportasi BIJB Kertajati (Foto Banner di BIJB Kertajati)

Lalu, sepanjang jalan kami menuju pintu keluar, banyak penyedia transportasi yang menawarkan jasanya. Keluar dari pintu, sekilas terlihat dua kandang besar, masing-masing di sisi kiri dan kanan bandara, satu yang berisi beberapa ekor kambing, dan satunya lagi berisi seekor burung merak agak kurus yang sepertinya kesepian sendirian. Namun, saya tetap fokus membidik transportasi efisien, dengan menghampiri seorang bapak berseragam Damri, "Pak, mau naik bus Damri ke Bandung."

          "Sudah ada tiketnya belum, neng?"tanya bapak yang ramah itu.

        "Belum, Pak. Beli tiketnya di mana ya, Pak? Harganya berapa?" tanyaku buru-buru karena melihat ada bus Damri yang sudah terisi banyak penumpang.

          "Tiketnya gratis, neng. Masuk, belok kiri, tunjukkan boarding pass pesawat, nanti dapat tiket, baru naik damri di depan situ, neng," jelas bapak itu mengarahkan.

          "Baik, terima kasih, Pak," jawabku penuh riang mengetahui ternyata bus Damri ke kota Bandung masih gratis.


Setelah memberikan tiket bus Damri yang berbentuk panjang seperti gelang tangan masuk ke tempat wisata, ada bagian yang disobek oleh petugas, dan hanya sepotong kecil tiket berbahan kertas stiker ukuran 6,7 x 4,2 cm yang dikembalikan bagi calon penumpang. Sesudah memasukkan koper ke dalam bagasi yang terletak di bagian luar bus, tepatnya pada samping kiri bawah bus, kami duduk dalam bus. Susunan kursi dalam bus adalah 2-2, dengan kapasitas sekitar 40 orang.


Tepat pukul 16.17, bus mulai berangkat. Pemandangan keluar dari bandara memang seperti pemandangan yang dilihat dari atas pesawat tadi, hamparan sawah berpetak-petak berwarna hijau,kuning, dan coklat. Ada pula warga yang sedang menggembalakan kambing sore itu. Setelah sejam berjalan, bus masuk ke dalam rest area, di mana ada penumpang yang menyempatkan diri untuk ke toilet, maupun makan sebentar, lalu bus berangkat lagi sekitar setengah jam kemudian.


Sepanjang jalan, saya menikmati indahnya langit bergradasi merah jambu-biru muda. Kiri-kanan jalan berjajar pohon tinggi kurus hampir mengering (ada juga yang sudah kering). Matahari senja yang oren bulat tampak ada di depan, sehingga bus Damri yang kami tumpangi seakan-akan mengejar sang mentari.


Bus Damri ini melalui gerbang tol Pasteur. Iya, betul, Universitas Kristen Maranatha itu dekat dengan gerbang tol Pasteur. Penumpang juga diperbolehkan turun sebelum tiba di pool Damri Kebun Kawung. Namun, karena adanya barang kami dalam bagasi yang terletak di luar bus, jadi kami tidak diizinkan untuk mengambil barang di pinggir jalan, karena bisa jadi barang kami sudah ditata ke posisi lebih dalam sehingga mengambilnya di tengah jalan dapat mengganggu lalu lintas.


Pukul 19.59, kami tiba di Pool Damri Kebun Kawung. Kemudian kami memesan transportasi online menuju kos yang juga sudah dipesan terlebih dahulu secara online. Demikian, perjalanan sekitar 3 jam 40 menit dari Bandara Kertajati-Pool Damri Kebun Kawung, dilanjutkan dengan perjalanan sekitar 30 menit hingga kami tiba di kos yang beralamat di Jalan Babakan Jeruk.

 

Universitas Kristen Maranatha - Bandara Kertajati, 13 Agustus 2019

          

Pool Damri Kebun Kawung. Dokpri.
Pool Damri Kebun Kawung. Dokpri.

Pesawat Kertajati-Batam berangkat pukul 11.20 WIB. Dengan mempertimbangkan waktu tempuh hampir 4 jam, maka saya memutuskan untuk naik bus Damri jam 6 pagi dari Pool Damri Kebun Kawung (bus ada mulai jam 2 dini hari sampai jam 6 sore, berangkat setiap dua jam). Saya berangkat dari kos di Jalan Babakan Jeruk pukul 05.20 WIB (bila menggunakan angkot, bisa menggunakan sekali angkot St. Hall-Sarijadi, tetapi karena tidak tahu apakah ada angkot pagi-pagi begitu, maka saya menggunakan transportasi online (yang motor, dengan biaya Rp12.000)).


Nomor antrian bus gratis Bandung-Bandara Kertajati (Damri dengan terali untuk menaruh bagasi)
Nomor antrian bus gratis Bandung-Bandara Kertajati (Damri dengan terali untuk menaruh bagasi)

Saya tiba di Pool Damri Kebun Kawung pada pukul 05.35 WIB. Saya masuk ke dalam gedung, menunjukkan e-tiket dan KTP,lalu diberi nomor antrian bus gratis Bandung-Bandara Kertajati. Menjelang keberangkatan, nomor antrian tersebut diambil kembali oleh petugas Damri ya. Tepat pukul 6 pagi, bus ini berangkat dengan hampir sepuluh kursi yang masih kosong. Sambil diiringi kehangatan mentari pagi yang baru terbit, bus Damri ini membawa kami para penumpang meninggalkan kota Bandung yang baru saja mulai sibuk.


Bagasi bus yang dinaiki saat kedatangan terdapat di luar bus, sedangkan posisi menaruh bagasi dalam bus yang dinaiki kali ini terletak di dalam bus. Ada terali yang membatasi di sebelah kanan tengah bus, untuk tempat menaruh barang-barang bawaan penumpang.


Damri Tiba di Lantai 3 BIJB Kertajati. Dokpri.
Damri Tiba di Lantai 3 BIJB Kertajati. Dokpri.

Ternyata, karena jalanan pagi yang masih lowong dan tidak mampir ke rest area, perjalanan ini hanya ditempuh selama 2 jam 10 menit. Damri yang saya naiki ini tiba di depan lantai tiga Bandara Kertajati pada pukul 08.10 WIB. Karena masih kepagian untuk check-in,dan saya belum sarapan, maka saya menanyakan tempat jual makanan. Sayapun disarankan untuk turun ke lantai 1 menggunakan lift yang ada di depan tempat bus Damri menurunkan penumpang. 


Di lantai 1, terdapat Food Corner, Alfa express, dan Indomaret point. Tampak ada 7 kedai dalam Food Corner, tetapi belum semuanya mulai berjualan. Dari banner yang terpajang, diketahui bahwa ada  makanan nasi timbel, cuanki, batagor, zupa-zupa, dan lain-lain. Walaupun demikian, saya hanya makan roti sebagai sarapan, hehehe.


Setelah sarapan, saya mulai melancong di Bandara Kertajati, yang diawali dengan berjalan ke depan bandara dan selfie bersama BIJB Kertajati (Bandar udara Internasional Jawa Barat Kertajati). Ekspedisi dimulai dari lantai 1 yang merupakan pintu kedatangan, serta terdapat ATM gallery (BJB, BNI, BRI money changer), restoran, dan minimarket.


Tangga dan eskalator di lantai 1 diberi tali pembatas, sehingga tidak dapat digunakan untuk menuju lantai 2. Karena penasaran ada apa di lantai dua, saya pun masuk ke dalam lift, dan memencet tombol 2, ternyata tidak bisa. Ya sudah, saya ke lantai 3 saja. Di lantai 3, saya bertanya kepada seorang petugas, ternyata memang betul bahwa lift tidak dapat digunakan menuju lantai 2 yang merupakan ruang tunggu. Akses menuju lantai 2 hanyalah tangga dan eskalator yang terdapat dalam ruangan lantai 3.


Pengembaraan di lantai 3 Bandara Kertajati resmi dimulai. Terdapat pintu Departure A dan Departure B (masih diberi tali pembatas). Oleh karena itu, saya berjalan menuju Departure A, tetapi petunjuknya hanya "Keberangkatan Internasional", maka saya bertanya lagi pada petugas bandara mengenai lokasi keberangkatan domestik. Ternyata tempat keberangkatan internasional dan domestik adalah sama di Departure A, maka masuklah saya ke dalam ruangan Departure A.


Setelah melewati pemeriksaan x-ray, desain interior Bandara Kertajati ini memberi kesan cukup bernuansa Jawa Barat. Pertama, saya melihat banyak motif menyerupai awan tetapi berujung lancip. Setelah ditelusuri di internet, ini merupakan motif Batik Mega Mendung khas Cirebon. Selain itu, atap bangunan semi transparan juga memberi nilai tambah dalam penerangan ruangan.


Payung Geulis dalam BIJB Kertajati. Dokpri.
Payung Geulis dalam BIJB Kertajati. Dokpri.

Selanjutnya, ada konstruksi menyerupai pohon teduh yang dialasi karpet, dan dilengkapi beberapa colokan, sebagai tempat lesehan bagi para calon penumpang. Berdasarkan penelusuran di internet, ornamen tersebut dibuat menyerupai Payung Geulis Tasikmalaya, dengan alas karpet bermotif bulu merak. Ada dua Payung Geulis lapang yang hanya beralaskan karpet dan terdapat beberapa colokan, ada satu yang memajangkan barang dagangan berupa kerajinan Jawa Barat (termasuk pakaian), dan ada satu yang memamerkan foto-foto tempat-tempat wisata di Jawa Barat, serta dilengkapi beanbag untuk meningkatkan kenyamanan calon penumpang.


Hayu Maca! Iya, di lantai 3 Bandara Kertajati terdapat Pabukon yang dalam Bahasa Sunda berarti lemari atau rak buku. Pada gapura Pabukon, terdapat tulisan "Prak Maca" di bawah tulisan Pabukon, yang mengandung arti seruan untuk mengajak baca. Tersedia majalah, koran, dan berbagai buku baik bagi anak-anak maupun dewasa. Setelah melepaskan alas kaki, saya menyempatkan diri membaca satu buku "Aku Ingin Tahu Mengapa" sambil duduk di salah satu dari 4 beanbag yang disediakan dalam Pabukon. Sebelum meninggalkan Pabukon, saya diingatkan petugas untuk mengisi buku kunjungan.

Pabukon dalam BIJB Kertajati, dengan Vending Machine di sampingnya. Dokpri.
Pabukon dalam BIJB Kertajati, dengan Vending Machine di sampingnya. Dokpri.

Tepat di samping kanan Pabukon,terdapat sebuah vending machine minuman. Cara penggunaannya adalah pilih produk yang akan dibeli pada layar sentuh vending machine, masukkan uang kertas sejumlah total harga produk yang dipilih (mesin ini tidak memberikan uang kembalian, dan gunakan uang kondisi layak (tidak basah, terlipat, sobek)), lalu ambil produk anda di bawah (ada celah mulut menyerupai pada mesin ATM). Saya sih tidak mencobai vending machine ini ya, hehehe.


Selama menunggu di bandara, saya mendengar beberapa kali pengumuman yang disiarkan dalam Bahasa Inggris, Indonesia, dan Sunda.  Wow, Jawa Barat gitu lho!!! Walaupun jauh dari kota Bandung, tetapi tidak rugi lho untuk mencoba penerbangan yang melalui Bandara Kertajati, nanti dibawa jalan-jalan keliling sebentar dulu ke daerah lain di Jawa Barat yang asri sebelum tiba di kota Bandung. Kapan mau main lagi ke Bandung ya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun