Pembuatan Keramik adalah salah satu sumber penghasilan warga RW 03 Kelurahan Dinoyo. Mayoritas dari mereka memproduksi keramik untuk menghidupi keluarganya. Keseluruhan warga yang bergerak dibidang keramik ada 23 toko. Keramik yang diproduksi didaerah ini, ada sejak tahun 1930-an yang dimulai dari pembuatan gerabah.
Keramik berasal dari bahasa yunani yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Defenisi pengertian keramik terbaru mencakup perpaduan dari semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. Menurut Pak Syamsul Arifin, selaku Ketua Kelompok Sadar Kampung Wisata Keramik, beliau mengatakan bahwa keramik adalah tanah liat yang dicetak kemudian dibakar, yang mana dicetak dengan menggunakan gypsum. Sedangkan gypsum berasal dari semen lalu dibakar.
Ada berbagai jenis keramik diantaranya : gerabah (berwarna merah), stoneware (berwarna cream), porselen (berwarna putih) dan hard porselen (keramik kualitas tinggi). Jenis keramik yang digunakan warga dinoyo adalah keramik porselen. Kisaran harga keramik didaerah ini mulai dari Rp.10.000 sampai dengan Rp.1.000.000,- Semakin tinggi kreativitas, maka semakin tinggi pula harganya. Pak Syamsul Arifin mengatakan omset beliau mencapai 5 juta dan daya minat relatif meningkat apabila dalam kondisi normal diluar masa pandemi covid-19.
Adapun faktor pendorong pembuatan keramik ini adalah bahan baku tersedia, sentra sudah dikenal masyarakat dan sumber daya banyak. Sedangkan kendala nya adalah kurangnya promosi dan berada di wilayah pinggiran. Ciri khas keramik yang diproduksi Pak Syamsul Arifin adalah natural dan gambar timbul
Bagaimana cara membuat produk keramik? Pertama, kita harus mendesain yaitu pembuatan model dan cetakan. Kemudian pengolahan bahan-bahan baku seperti kaolin, Â felspard, kwarsa dam bali clay. Kemudian tahap pembentukan. Cetak tuang, cetak tekan dan putar adalah teknik pembentukan keramik. Tahap keempat adalah tahap penyempurnaan dan pengeringan dengan merapikan, menghaluskan dan dikeringkan dengan matahari. Tahap selanjutnya adalah tahap mendekorasi ataupun pewarnaan dengan menggunakan pewarna oksida. Dilanjut dengan tahap pengglasiran yaitu memberi lapisan glosir dengan teknik mencelup atau semprot. Dan yang terakhir adalah tahap pembakaran selama 10 jam menggunakan bahan bakar gas elpiji dengan suhu bakar 1150 derajat celcius.
Begitulah proses produksi UMKM Keramik yang ada di RW 03 Kelurahan Dinoyo. Sangat menarik bukan? Besar harapan saya kepada generasi millennial agar dapat melestarikan dan mengembangkan salah satu kerajinan yang ada di Indonesia ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H