kemarau menyebabkan kekeringan di sejumlah wilayah meluas. Karena itu, selain berdampak pada kelangkaan air bersih, lahan petani juga menjadi kering sehingga mengancam terjadinya gagal panen. Ancaman kekeringan ini juga turut dirasakan oleh masyarakat di daerah saya Manggarai, NTT.
MusimUntuk di desa penulis saja, salah satu desa yang terdampak kekeringan, selain memanfaatkan sumur bor yang debit airnya mulai menyusut, warga terpaksa mencari air bersih ke desa tetangga untuk memasak dan keperluan sehari hari. Sumber mata air di hutan lindung di desa tetangga itu berjarak 4 Km. Airnya harus ditimba.
"Ado kaka, Kalo tir timba langsung di sana (mata air), mo harus timba di mana lai, air pu susah didesa ni..." pekik Rian keponakan saya, yang kental dengan logat Manggarainya.
Benar memang. Seperti yang dikatakan Supari, Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Iklim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), ancaman kekeringan memang terjadi di seluruh selatan Indonesia. Terutama daerah-daerah seperti Jawa, Bali, dan Kepulauan Nusa Tenggara. Dan menurutnya, wilayah Nusa Tenggara Timur yang akan mengalami kekeringan lebih lama, kira-kira 137 hari ke depan, tanpa hujan.
Sepanjang pengamatan penulis, kurang lebih satu triwulan ini, musim kemarau terasa sekali, matahari terasa lebih terik, kering dan temperature udara juga naik. Imbas dari anomali iklim global inilah yang kurang lebih menyebabkan membuat daerah saya dan mungkin wilayah Indonesia Timur lainnya mengalami ancaman kekeringan dan krisis air.
Ancaman Gagal Panen
Terjadinya angin muson barat, yang bertiup dari Australia menyebabkan curah hujan di wilayah selatan Indonesia menurun. Sebut saja wilayah NTT yang begitu dekat dengan Australia, yang cenderung mengalami musim kemarau yang lebih lama.
Panjangnya ancaman musim kemarau 2019 ini berimbas pada tanaman pangan, seperti padi, sayuran dan buah-buahan. Soalnya kemarau berimbas mulai dari mengeringnya sumber air yang tampak hingga berkurang drastisnya kandungan air di dalam tanah.
Adapun untuk menghindari bahaya kekeringan ini, beberapa desa di Kecamatan Boleng, Mabar, masyarakatnya memilih untuk menunda tanam padi. Hal ini mereka lakukan lantaran air irigasi untuk mengaliri persawahan mereka sedini debit airnya berkurang, sehingga tak mampu mengaliri semua petak sawah.
Tanaman Sayur Layu dan Mati sebelum Dipetik