Mohon tunggu...
Ladut Guido de Arizo
Ladut Guido de Arizo Mohon Tunggu... Petani - Clove Farmer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Petani yang Berpenghasilan Miris

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berdasarkan Gender, Petani Cengkeh di Manggarai Barat Berbagi Peran

17 Juli 2019   20:52 Diperbarui: 20 Juli 2019   05:11 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
memetik cengkeh yang biasanya dilakukan laki-laki (dokpri facebook)

Hampir disemua aspek kehidupan, baik laki-laki dan perempuan punya peranan gender yang berbeda. Iya kan? Demikian juga pembagian peranan dalam rumah tangga petani cengkeh di Desa Wangkung Manggarai Barat. Untuk kita ketahui bahwa kegiatan usaha tani merupakan kegiatan produktif yang melibatkan laki-laki dan perempuan dengan peranan masing masing.

Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) selain dikenal dengan keunggulan pariwisatanya juga merupakan salah satu sektor unggulan pertanian yang mampu menunjang ekonomi wilayah yakni subsektor perkebunan. Salah satu penunjang sektor ekonomi petani di Kabupaten Mabar adalah perkebunan cengkeh.

Usaha tani yang berbasis rumah tangga di Desa Wangkung menyebabkan laki-laki dan perempuan terlibat secara bersama sama dalam kegiatan usaha tani cengkeh. Keduanya memiliki peran yang berbeda dalam usaha tani, baik pada saat menanam hingga pada saat masa panen tiba.

Dalam usaha tani berbasis rumah tangga, anggota keluarga merupakan tenaga kerja utama, dimana anggota keluarga laki laki (suami dan anak) dan perempuan (istri dan anak) sama sama terlibat (salman, 2017).

Pada setiap tahapan dalam usaha tani cengkeh membutuhkan alokasi kerja dan waktu yang berbeda beda. Pihak laki laki biasanya disuguhkan dengan porsi kerja terbanyak dan dominan mengurusi kebun, seperti penyulaman, pemupukan, pembuatan tangga panen, pengangkutan hasil panen. Sementara untuk perempuannya terbatas pada pemisahan bunga cengkeh dari tangkainya(sortir) dan penjemuran.

"Pembagian kerja ini tentunya tidak terlepas dari kebiasaan dan keajekan sosial dalam masyarakat di Desa Wangkung Mabar".

Dalam pembagian kerja seperti ini menafikan bahwa Perempuan tidak boleh dibatasi dalam memenuhi hak hak dan tanggungjawabnya, terkait mengelola sumber daya yang ada. Tentunya dengan pembagian kerja yang adil dan disesuaikan dengan kemampuan bekerja.

Pada rumah tangga usaha tani cengkeh di Desa Wangkung Manggarai Barat sesuai dengan pengalaman penulis, pihak laki laki dan perempuan yang terlibat bersama sama dalam menyelesaikan penanaman pohon cengkeh yaitu, laki laki biasanya yang menyiapkan dan mencangkul lubang tanam dan penanamannya dilakukan bersama, sementara perempuan menyiapkan daun kelapa atau alang alang dan laki laki yang membuat naungannya.

Adapun yang tidak kalah pentingnya ialah pembagian fungsi pada saat pasca panen. Perempuan/Mama Mama biasanya yang lumayan sibuk, terkait urusan dapur, baik untuk memasak makanan untuk para buruh petik, membuat kue dan kopi, juga menjemur cengkeh, apalagi dalam jumlah banyak pasti membutuhakan tenaga super ekstra. Tak ayal biasanya menyewa beberapa orang untuk membantu didapur.

Sementara untuk kesibukan diluar itu seperti pemetikan, upah buruh dan keselamatan kerja  selama pemetikan cengkeh, serta persoalan tehknis lainnya itu berada dibawah tanggungjawab laki laki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun