PENDAHULUAN
Saat ini Indonesia masih berada di tahap pengembangan proyek reklamasi yang berlokasi di Teluk Jakarata. Teluk Jakarta merupakan kawasan yang memegang peran strategis sebagai penunjang berbagai sektor perekonomian bagi mayarakat DKI Jakarta. Saat ini di kawasan Teluk Jakarta sudah ada berbagai sektor perekonomian yang berhasil ditunjang antara lain perdagangan, industri, pertambangan hingga lahan kependudukan. Iklim yang nyaman di kawasan pesisir yang menyebabkan manusia lebih memilih kawasan pesisir pantai sebagai kawasan tempat tinggal. Hal tersebut terbukti dengan eksistensi hampir seluruh dari total penduduk bumi bermukim di wilayah pesisir pantai. Namun hal yang tidak dapat diabaikan adalah dampak yang timbul akibat dari aktivitas manusia selama membangun kehidupan di wilayah pesisir pantai. Di saat nantinya terjadi percepatan pembangunan ekonomi maka akan menyebabkan terjadinya kondisi dimana manusia akan melakukan eksplorasi lebih jauh potensi pada kawasan pesisir untuk pemenuhan kebutuhan, salah satu aktivitas yang ditempuh adalah dengan cara eksploitasi reklamasi lahan pesisir pantai yang nantinya juga akan berdampak buruk yaitu terjadinya pendangkalan lahan dan erosi yang jika terjadi secara berkala akan berakibat berubahnya struktur pantai yang signifikan selain itu eksploitasi ini pun terbukti mampu menciptakan kondisi hilangnya habitat alami dan akan mengancam ekosistem pantai. Mengingat saat ini potensi eksploitasi lahan reklamasi di Teluk Jakarta sedang melambung tinggi maka perlu dilakukannya kajian keilmuwan.
METODE PENELITIAN
- Merancang judul, pokok bahasan, tujuan penelitian dan rumusan masalah
- Pencarian dan pengumpulan literatur
- Menyeleksi artikel berdasarkan kesesuaian bahasa
- Menganalisis literatur untuk memperoleh data
- Membuat kesimpulan
Â
- Kajian LiteraturÂ
Metode yang digunakan untuk pengambilan data adalahMetode penelitian kepustakaan (Library Research) yakni dengan melakukan studi pustaka dari hasil studi terdahulu untuk mendapatkan data sekunder yang berkaitan dengan sistematika proyek reklamasi lahan pesisir terhadap perlindungan ekosistem pesisir.
- Analisis Data
Pada tahapa ini hal yang dilakukan adalah mencari dan mengumpulkan literatur dari berbagai sumber seperti Elsevier dan Google Scholar yang berkaitan dengan reklamasi lahan pesisir di wilayah Cina, Singapura, dan Jakarta. Literatur-literatur tersebut kemudian akan diseleksi dan dipilih dengan cara membaca cepat dan disesuaikan berdasarkan keterkaitannya dengan topik yang akan dibahas. Dari 43 artikel yang di akses, sebanyak 30 artikel yang paling berhubungan dengan topik penelitian, yang kemudian nantinya artikel yang dipilih akan dianalisis untuk mendapatkan data yang mencakup data wilayah, kondisi geografis, data spasio temporal, data oseanografi (gelombang, arus, pasang surut), data pencemaran laut dan data kerusakan ekosistem dan biota habitat pesisir reklamasi pada setiap wilayah.
HASIL
Hasil Data Reklamasi Lahan Pesisir Cina
Dari total 8 artikel yang memuat kajian riset penelitian reklamasi lahan pesisir di Cina, kemudia akan diakumulasikan data-data yang diperoleh sebagai bahan komparasi dengan implikasi proyek reklamasi Teluk Jakarta. Dari data ini diperoleh fakta bahwa selama beberapa dekade terakhir cina mengalami kondisi perkembangan ekonomi yang melonjak pesat. Hal tersebut membuat pemerintah Cina membuat sistem urbanisasi dan pengembangan industri di banyak wilayah pesisir dalam eksploitasi proyek reklamasi lahan pesisir.
Hasil Data Reklamasi Lahan Pesisir Singapura
Dari 1 artikel yang di analisis mengenai reklamasi lahan pesisir di wilayah Singapura, data yang telah diperoleh kemudian diakumulasikan sebagai bahan komparasi dengan implikasi proyek reklamasi Teluk Jakarta. Dari data tersebut di peroleh fakta bahwa singapura adalah negara kecil yang berkemang pesat dalam hal ekonomi serta populasinya dalam 50 tahun terakhir. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menggunakan ArcMap ditemukan data bahwa ada terumbu karang seluas 10.07 Km kuadrat  dan hutan bakau seluas 5,25 km kuadrat data pada tahun 1969. Kawasan terumbu karang dan hutan bakau tersebut sudah mengalami penurunan sebelumnya. Hilangnya terumbu karang dan dan habitat hutan bakau sebagian besar disebabkan oleh adanya pembangunan industri dan reklamasi lahan.Â