Mohon tunggu...
ZHENDIKIA AURA LIWANA
ZHENDIKIA AURA LIWANA Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

MAHASISWA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Di Balik Tawa: Mengungkap Realitas Kesehatan Mental di Balik Kesibukan Mahasiswa

21 Juni 2024   20:55 Diperbarui: 21 Juni 2024   21:26 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Gangguan kesehatan  mental adalah ketika seseorang mengalami kesulitan dalam beradaptasi denganlingkungan sekitarnya. Keterbatasan dalam menyelesaikan masalah dapatmengakibatkan tingkat stres yang tinggi, serta membuat kesehatan mentalindividu tersebut menjadi lebih rentan, dan akhirnya mereka dapat dinyatakanmengalami gangguan kesehatan mental. Gangguan mental atau gangguan jiwa bisatimbul akibat pengaruh dari adanya faktor-faktor di luar individu, misalnyasaja seperti interaksi dalam masyarakat, selain itu gangguan kesehatan mentaljuga dapat terjadi ketika seseorang diberi tuntutan untuk memenuhi ataumelakukan hal-hal yang melebihi kemampuannya, dimana hal ini juga dapatmenghasilkan tingkat stres yang berlebihan. Jika tidak dikelola dengan baik, kondisiseseorang dapat semakin memburuk dan berujung pada gangguan kejiwaan. Kesehatanmental merupakan aspek dan indikator penting dari kualitas hidup seseorang.Konsep ini menekankan bahwa kualitas hidup seseorang tercermin dalam kesehatanmentalnya. Untuk mencapai kualitas hidup yang tinggi, tidak mungkin jikaseseorang mengabaikan kesehatan mentalnya. Sebaliknya, peningkatan kesehatanmental dapat dianggap sebagai faktor yang meningkatkan kualitas hidup seseorang(Ningsih, 2018).


Mahasiswa adalahseseorang yang berada dalam transisi antara masa remaja akhir dan awal dewasa. Meskipunkehidupan mahasiswa sering dianggap sebagai masa yang ceria dan penuheksplorasi, namun di balik kesan itu, banyak mahasiswa yang harus menghadapitantangan besar terkait kesehatan mental. Kesibukan mereka tidak lagi terbataspada jadwal kuliah yang padat dan beban tugas yang menumpuk. Dalam era di manainformasi berkembang pesat dan tekanan sosial semakin meningkat, mahasiswadiperhadapkan pada berbagai tekanan yang berpotensi mengganggu kesehatan mentalmereka secara signifikan. Seorang mahasiswa tentu saja tidak hanya terlibatdalam tugas-tugas akademisnya, melainkan juga harus mengatasi berbagai tanggungjawab lainnya, seperti pekerjaan, keterlibatan dalam organisasi, menjagahubungan pertemanan, suasana hati yang mudah berubah, dan bahkan menanganimasalah keluarga yang mungkin muncul dari waktu ke waktu. Dalam menghadapiberagam kesibukan, mahasiswa harus memberikan perhatian serius terhadapkesejahteraan mental mereka, sebagaimana halnya dengan perhatian yang diberikanpada kesehatan fisik. Kesehatan mental memiliki dampak signifikan terhadapproduktivitas dalam aktivitas sehari-hari (Suryanto dan Nada, 2021). Tekananbisa timbul dari berbagai sumber, termasuk dari individu itu sendiri, sertalingkungan di mana individu menghabiskan sebagian besar waktunya, sepertitempat kerja atau tempat pendidikan. Mahasiswa yang terus-menerus mengalamitekanan dapat meningkatkan risiko munculnya Gangguan Mental Emosional (GME).Mahasiswa sering kali memiliki risiko lebih tinggi mengalami GME, sepertidepresi, kecemasan, dan masalah kesejahteraan mental lainnya. GME ini dapatberdampak pada kinerja akademik mahasiswa, menyebabkan isolasi sosial dariteman sebaya, dan bahkan dampak fisik yang signifikan. Beberapa kasus bunuhdiri yang terjadi pada remaja atau mahasiswa dapat disebabkan olehketidakmampuan untuk memperoleh penanganan yang sesuai untuk depresi yangmereka alami, yang akhirnya mengakibatkan adanya tindakan bunuh diri. Beberapapeneliti mengatakan bahwa seseorang bunuh diri bukan karena keinginan akankematian, melainkan tidak menemukan jalan keluar untuk menyelesaikan masalahmereka (Nazira, et al, 2022).

Sebagai seorang mahasiswa tentunya kita tidak dapat luput dari adanya tugas perkuliahan dan tuntutan akademik yang tinggi, hal ini sering kali membuat mahasiswa merasa tertekan dan cemas. Adanya keterbatasan waktu dalam menjaga keseimbangan antara tugas kuliah dengan waktu istirahat juga dapat berpengaruh pada kesehatan fisik serta dapat menimbulkan gejala depresi. Kesibukan dalam organisasi kampus juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan mental mahasiswa. Meskipun berorganisasi dapat memberikan banyak keuntungan dan juga manfaat, kurangnya kemampuan untuk mengatur waktu dengan baik dapat menyebabkan mahasiswa merasa stres dan kelelahan. Kesibukan menjadi seorang mahasiswa akan selalu berdampingan dengan kehidupan kita dan sering kali kesibukan tersebut berpengaruh terhadap kesehatan mental. Oleh karena itu sebagai seorang mahasiswa alangkah baiknya kita untuk menjaga keseimbangan antara kegiatan akademik dan kegiatan lainnya, tak hanya itu carilah dukungan sosial atau teman cerita serta mencari cara dalam mengelola stress dengan cara yang sehat. Diperlukan juga upaya bersama darilembaga pendidikan, masyarakat, dan individu untuk menciptakan lingkungan yangmendukung dan peduli terhadap kesehatan mental mahasiswa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun