Human Immunodeficiency Virus, atau lebih populer disebut HIV, merupakan salah satu virus yang menginfeksi pertahanan imun tubuh manusia, dan akibatnya mampu mengakibatkan penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). HIV adalah suatu kondisi  yang menyerang sel darah putih, sehingga seseorang yang terinfeksi HIV perlu melakukan terapi Antiretroviral (ARV) guna mengurangi jumlah virus HIV didalam tubuh agar tidak mencapai tahap lanjutan yaitu AIDS (Prayuda, 2015). HIV dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia dengan menghancurkan sel CD4, sehingga tubuh manusia akan rentan terkena infeksi oportunistik (WHO, 2021).
Meningkatnya kasus HIV/AIDS di Indonesia adalah karena kurangnya pemahaman tentang gejala dan akibat dari HIV/AIDS. Akibat dari tingginya kasus tersebut, tentu akan menimbulkan efek negatif baik dari segi kesehatan maupun segi sosial yang akan didapat oleh penderita HIV/AIDS. Penderita HIV/AIDS akan lebih mudah terserang berbagai penyakit karena berkurangnya imun serta daya tahan tubuh. Sedangkan dari segi sosial, penderita HIV/AIDS cenderung akan mendapatkan diskriminasi serta adanya stigma buruk dari masyarakat.
 Kemajuan Teknologi serta adanya globalisasi menyebabkan semakin cepat menyebar luas nya virus HIV/AIDS. Kemajuan teknologi informasi tersebut dapat membuat seseorang dengan mudah mengakses hubungan antara satu dengan yang lain, dimana salah satu pengaruh yang ditimbulkan adalah maraknya seks bebas yang dapat memperlancar penyebaran AIDS di masyarakat. Tak hanya itu tersebarnya HIV/AIDS juga karena adanya pergantian jarum suntik yang tidak steril dan digunkan secara bergilir. Berbagai hal telah diupayakan untuk mencegah meluasnya virus HIV/AIDS. Berbagai bentuk pendidikan juga telah dilakukan dengan disebarnya informasi cara pencegahan HIV/AIDS melalui media cetak dan elektronik serta adanya berbagai pengobatan antiretroviral juga telah diteliti guna mencegah meluasnya virus HIV/AIDS (Senam, 1999). Adapun beberapa cara pencegahan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir penyakit HIV adalah menghindari penggunaan alat pribadi bersama orang lain, menghindari penggunaan jarum suntik bersama serta hindari melakukan kontak langsung dengan cairan tubuh orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Prayuda, M. R., 2015. Pencegahan dan Tatalaksana HIV/AIDS. J Agromed Unila, 2(3), pp. 232-236.
Senam, 1999. Bahaya Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) Beserta Alternatif Pemecahannya. Cakrawala Pendidikan, Issue 1, pp. 36-41.
WHO, 2021. HIV AIDS. [Online]
Available at: https://www.who.int/health-topics/hiv-aids#tab=tab_1
[Accessed 16 8 2023].
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H