Mohon tunggu...
Eddy Santry
Eddy Santry Mohon Tunggu... Jurnalis - Swasta

Menulis saja

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Di Traffic Light

10 Maret 2019   00:06 Diperbarui: 10 Maret 2019   00:54 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ah,,,itu lampu merah yang disitu menyala, aku dan teman teman berlomba berlarian menuju posisi masing masing ke arah pengendara pengendara itu, entah merdu atau sumbang ku bersenandung lagu, berharap belas kasih diberi uang.

Yess,,, saya dapat seribu rupiah senangnya minta ampun, kucoba peruntungan lagi ke pengendara lainnya, tapi lampu hijau sudah menyala, maka berlarilah kami mencari peluang ke traffic light yang lampunya menyala merah.

Begitulah detik demi detik kerjaku di traffic light, aku tak punya bapak tak punya ibu, kata embahku mereka sudah mati, tapi yang ku dengar bapak ibuku pergi entah kemana rimbanya.

Aku tinggal bersama nenek, beliaulah yang menyuruh saya mengamen, karena sudah tak kuat lagi bekerja, jadilah aku membantu nenek ku, kerjaku sering diuber satpol pp, sehingga harus pintar pintar bersiasat supaya tak tertangkap, begitulah sehariku di traffic light.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun