Mohon tunggu...
Sifa Fauziah
Sifa Fauziah Mohon Tunggu... staff administrasi -

Seorang istri dari suami hebat nan tampan, bunda dari anak cerdas, karyawan sebuah lembaga pendidikan dan mahasiswi di salah satu universitas di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Katanya Sih Sayang Ibu!

22 Desember 2015   11:34 Diperbarui: 22 Desember 2015   17:15 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini timeline facebook saya ramai dengan status yang mengucapkan betapa mereka menyayangi ibu mereka, mulai dari ucapan singkat sampai beruntai-untai puisi indah yang di rangkai dari hati. Tak sedikit pula yang mengubah tampilan foto profil nya dengan foto sang ibu dan mengupload foto ibu nya dengan berhiaskan bunga-bunga dan kata-kata mutiara. Hari ini tanggal 22 Desember 2015 semua orang memperingati “hari ibu” hari dimana semua orang yang memiliki ibu pamer kemesraan dan melontarkan sanjungan kepada ibunya. Namun kenapa harus di media sosial? Apakah ibu mereka juga pengguna aktif media sosial? Jika tidak lalu apa maksudnya?

Sebenarnya apa sih hari ibu itu? Dan bagaimana sejarahnya sehingga sampai tanggal 22 Desember ini di nobatkan sebagai hari ibu? Saya yakin tidak semua orang bisa menjawabnya. Saya akan kutip sebuah tulisan dari Ustad Budi Ashari, Lc yaitu tentang apa yang melatarbelakangi terbentuknya hari ibu ini. Hari ibu ini mulai diramaikan di Amerika dan menjadi hari yang ramai di rayakan mengingat masyarakat Amerika adalah masyarakat tanpa ikatan kekeluargaan seperti yang kita kenal dalam Islam. Pada tahun 1908, Anna Jarvis untuk pertama membawa bunga yang dibagikan kepada jemaat yang ada di gereja tempat dahulu ibunya beribadat. Sebelum ini semua, Julia Ward Howe sudah mengkampanyekan ibu untuk keselamatan di Inggris, dalam rangka menyatukan wanita untuk melawan peperangan yang sedang terjadi. Lalu apa yang terjaddi setelah itu? Anna Jarvis menyesal, karena setelah 9 tahun diresmikannya hari ibu, Amerika mulai berpesta pada hari itu. Dengan dalih menghormati ibu, mereka hanya memanfaatkannya untuk bisnis marketing berbagai hadiah pasar. Sakralitas gereja telah berubah menjadi ajang marketing. Setelah membaca sedikit kutipan dari Ustad Budi Ashari, Lc, bisakah kita melihat dimana keistimewaan hari ibu?. Cermatilah semua peringatan yang mereka buat. Tak jauh dari suasana seperti itu. Perlahan tapi pasti peringatan seperti ini mulai merasuki tubuh muslimin yang tak lagi mempunyai pertahanan kokoh, termasuk negeri ini. Kita lupa atau tak ingat bahwa kita ini muslim? Seharusnya kita tak memerlukan sebuah hari dimana kita menghormati dan berbakti kepada ibu kita.

Menyayangi ibu itu tidak harus dirayakan dalam sebuah perayaan, cukup kita sebagai anaknya membahagiakan mereka dengan waktu dan kasih sayang yang kita miliki. Ibu adalah seorang wanita yang harus kita muliakan, ibu tak butuh status menyanjung dan kata mutiara indah yang dirangkai sedemikian rupa karena mereka tak mengerti itu. Tak perlu buang kuota mengedit foto ibu dengan bunga-bunga karena ibu tak butuh itu. Umat Islam tak butuh hari ibu untuk menyayangi ibu mereka, karena kasih sayang terpatri setiap detik, menit, jam, bulan, dan tahun, yup setiap hari, dimanapun, kapanpun, dan dalam kondisi apapun.

Kasih sayang ibu tak lekang oleh waktu, jadi jika ibu cerewet atau bawel percayalah itu semua demi kebaikan anak-anaknya, kita sebagai anak cukup mendengarkan dan menjalankannya, jika nasehat ibu tidak kita gubris, lalu kita mau nurut sama siapa? Pacar? Ooalaah. Mulai sekarang cintai dan sayangi ibumu lewat perilaku dan tutur kata, bukan dari status ataupun puisi. Karena ridho Allah ialah ridho ibumu dan murka Allah pun adalah murka ibumu. Ingetkan lagu masa kecil “surga di telapak kaki ibu” yang di nyanyiin sama Dea Ananda? Kalo tahu berarti kita seumuran (eeaaa).

                                                                                                                                                        

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun