Mohon tunggu...
Zhauzan Latifa
Zhauzan Latifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi Media dan Digital SV IPB University

Drown in the darkness, flying with evidence and facts toward the light. I'm here to explore the latest news, xoxo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pergeseran Tanah di Desa Sagaranten Dapat Menyebabkan Terjadinya Tanah Longsor

15 Maret 2023   21:43 Diperbarui: 15 Maret 2023   21:53 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sukabumi, 06 Maret 2023. Pergerakan tanah merupakan salah satu proses perpindahan massa tanah atau batuan dengan arah gerak mendatar dari kedudukan semula. Hal itu disebabkan oleh pengaruh gravitasi, arus air, dan beban luar. Tanah merupakan faktor penting yang digunakan untuk tempat hidup orang banyak. Berbagai macam fasilitas yang mendukung aktivitas hidup orang banyak, membutuhkan tanah sebagai lahan untuk berdiri. Namun, tanah sendiri tak selamanya dapat diandalkan.

Hal ini disebabkan karena ada banyak sekali hal yang dapat membuat tanah tersebut menjadi hal yang cukup berbahaya. Tidak heran jika kita sering kali menemukan kejadian yang menyebabkan tanah tersebut dapat bergerak seperti memiliki kehidupan. Sama seperti bencana yang sedang terjadi akhir tahun ini, yaitu tepat di Desa Cibaregbeg. Pergerakan tanah yang terjadi di desa tersebut, tepatnya di Kabupaten Sukabumi sangat berdampak pada aktivitas warga. Jalan desa yang menjadi akses warga amblas hingga membuat kendaraan sulit untuk melintas.

Pada akhir tahun 2022, telah terjadinya bencana alam di Kecamatan Sagaranten, tepat pada Desa Cibaregbeg. Hal tersebut dibenarkan adanya oleh Bapak Ujang Rahmah sebagai Kepala Desa di Desa Cibaregbeg. Beliau membenarkan pernyataan tersebut saat melakukan wawancara dan observasi oleh tim kami. Foto yang kami unggah juga merupakan hasil dari pemotretan yang dilakukan oleh Kepala Desa.

Bencana alam tersebut terjadi pada tanggal 17 November 2022, sekitar pukul 17.30 WIB dipicu dengan adanya hujan deras. Jalan desa sepanjang 150 meter dengan lebar 3 meter sempat tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. Bahkan, motorpun harus melewatinya dengan susah payah. Kejadian tersebut tidak menimbulkan adanya korban jiwa, mulai dari luka ringan hingga meninggal dunia. Namun, telah terjadi kerugian atas adanya bencana alam di Desa Cibaregbeg. Kerugian yang terjadi akibat pergeseran tanah tersebut dapat dikatakan cukup serius.

Masyarakat sekitar memiliki harapan yang cukup besar kepada petinggi seperti Pemerintah, Kepala Desa, dan Polsek Kecamatan Sagaranten atas kejadian tersebut. Diketahui bahwa Polsek telah mengunjungi bencana setelah mendapatkan informasi melalui media online. Wakapolsek Sagaranten ini menjelaskan bahwa masyarakat sekitar belum terlalu merasakan adanya pergeseran tanah tersebut.

"Setelah mendapatakn informasi melalui Sukabumi Update, kami langsung menuju kelapangan untuk melakukan observasi. Namun, setelah kami telusuri bahwa masyarakat sekitar tidak merasakannya. Mungkin langkah-langkah yang dapat kami lakukan adalah mengidentifikasi darimana sumber berita itu didapatkan. Apakah dari BMKG atau Komisi Pusat di Pelabuhan Ratu.", Ujar Wakapolsek Kecamatan Sagaranten, Pak Fready Sandha P.A.Md.SIP.

Setelah melakukan obsevasi lebih lanjut, terdapat hal yang mengejutkan dari kejadian alam ini. Diketahui, bencana ini merupakan bencana alam tahunan. Pergeseran tanah terjadi beberapa kali dalam setahun atau sekali dalam setahun. Tidak disangka-sangka bahwa bencana ini sering terjadi pertahunnya di Kecamatan Sagaranten tersebut.

"Pergeseran tanah ini sudah sering terjadi, neng. Terkadang setahun sekali, tetapi bisa juga berkali-kali. Pada tahun 2020 dan 2021 itu pernah setahun terjadi beberapa kali.", Kata Bapak Ujang Rahman sebagai Kepala Desa Cibaregbeg.

Wakapolsek juga mengatakan bahwa atas kejadian tersebut tidak adanya korban jiwa. Korban jiwa ditemukan, namun tidak terletak di Desa tersebut, melainkan pertengahan bogor, Desa Nagrag. " Disini mah tidak ada korban jiwa. Efek nya terjadi dan ditemukannya di pertengahan bogor di Nagrag. Kejadiannya mah serupa, sama-sama pergeseran tanah yang disebabkan oleh lempengan itu tadi.", Kata Wakapolsek Kecamatan Sagaranten.

Kerugian yang disebabkan oleh bencana tersebut adalah rusaknya rumah beberapa rumah warga, fasilitas umum, dan jalan. Hal tersebut menyebabkan warga memiliki kesulitan dalam menjalankan aktivitasnya. Pak Ujang juga mengatakan bahwa untuk mencapai ke tempat tersebut tidak dapat melalui menggunakan roda empat atau mobil. Hal itu disebabkan oleh rusaknya jalan yang diakibatkan bencana, sehingga tidak memungkinkan untuk dilewati.

Selain mendapatkan kerugian tersebut, pergeseran tanah juga menyebabkan datangnya bencana alam lainnya seperti tanah longsor. Awal mula terjadinya pergeseran tanah ini tidak disangka-sangka hanya karena sebuah pohon. Pohon tersebut ditebang hingga akar yang berguna untuk menguat tanah tersebut tidak berfungsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun