Mohon tunggu...
Zarna Fitri
Zarna Fitri Mohon Tunggu... Freelancer - Terus bermimpi

Hidup harus bermakna

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cernak: Mirna Si Kucing Abu-Abu yang Sopan

6 Januari 2025   20:31 Diperbarui: 6 Januari 2025   20:31 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cernak: Mirna Si Kucing Abu-Abu yang Sopan. Dokumentasi pribadi.

Setiap membuka pintu, teras Rani selalu kedatangan kucing-kucing liar. Kucing-kucing itu berebut meminta makanan kepada keluarga Rani. Awalnya hanya ada satu kucing yang datang. Yaitu kucing betina abu-abu. Rani memberinya nama Mirna. Selang seminggu kemudian, bertambah terus jumlah kucing yang datang. Alhasil, mereka berjejer semuanya. Sangat lucu dan menggemaskan.

Seperti pagi ini misalnya. Ketika Rani akan berangkat sekolah dan membuka pintu rumahnya, Mirna dan kawan-kawannya sudah langsung menyerbu pintu. Mereka mengeong bersahutan. Berebut mendekat ke arah Rani. Rani tersenyum melihat tingkah kucing-kucing itu. Rani langsung mengambil makanan mereka. Makanan yang khusus dibelikan oleh ayah Rani untuk kucing-kucing tersebut. Tak lupa wadah makan mereka. Agar mereka makan tidak berserakan dan tidak berebutan satu dengan lainnya.

Saat mendengar suara motor Rani sepulang kerja, Mirna dan kawan-kawan langsung berlarian mengikuti dari belakang. Rani langsung memarkirkan motornya di teras dan tanpa mengganti baju kerjanya, Rani langsung dengan sigap memberi makan Mirna dan kucing lainnya. Berebutan dan saling mengeong satu sama lain.

Kucing-kucing lain, setelah diberi makan oleh Rani, biasanya masih mengeong dan merayu untuk masuk ke dalam rumah Rani. Atau saat Rani memberi makan, kucing-kucing itu akan menarik bungkus makanannya sampai kadang tumpah. Berbeda dengan Mirna. Mirna dengan santai menunggu Rani menuangkan makan ke wadah, makan dengan pelan tanpa mengganggu kucing lain. Makanan habis, Mirna akan duduk manis di depan teras.

Mirna yang berwarna abu-abu kalau dilihat sekilas tidak seperti kucing kampung. Sepertinya campuran kucing kampung dengan Persia atau angora. Anak-anak yang dilahirkan Mirna juga bagus dan cakep. Selama bertemu Rani, Mirna sudah tiga kali melahirkan anak-anaknya. Tapi hanya ada tiga anaknya yang selamat dari kelahiran terakhir. Berwarna abu seperti Mirna, hitam polos, dan belang putih dan abu.

Kalau kucing lain ketika hari hujan, mereka akan lewat begitu saja di teras Rani dan tentunya meninggalkan jejak kakinya yang kotor. Atau ketika Rani habis mengepel lantai teras, kucing-kucing itu seperti sengaja melangkah di tempat yang sudah dipel Rani. Terpaksa harus diulang Rani untuk mengepelnya. Atau kejadian lain, ada kucing yang sengaja muntah di teras Rani. 'Ah, sudah dikasih makan tapi malah menyebalkan' keluh Rani saat itu.

Berbeda dengan Mirna. Mirna sangat sopan dan baik. Mirna tidak pernah berebut makanan. Kalau makanannya habis tidak pernah minta tambah. Ketika tahu lantai habis dipel Rani, maka Mirna akan lewat dengan hati-hati atau Mirna akan mengeong dari ujung teras memenggil Rani. Kalau Mirna melihat Rani sedang galau, Mirna akan mendekat dan memberi pelukan pada Rani.

Pernah suatu ketika, Mirna seperti akan muntah. Seketika Mirna akan menjauh dari teras dan muntah di balik semak-semak. Tidak merepotkan sama sekali.

Pagi ini Rani kembali membuka pintu. Tentu saja kucing-kucing itu menyerbu Rani terkecuali Mirna. Tidak Nampak Mirna di antara kucing-kucing itu. 'Kemana Mirna?' tanya Rani.

Kepala Rani menoleh kiri dan kanan mencari kehadiran Mirna. Tetap saja Mirna tidak kelihatan. Hanya ada anak Mirna saja si hitam dan si abu-abu belang putih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun