Sabtu, 28 September kemarin saya berkesempatan mengikuti agenda dari Koteka yaitu berkunjung ke Rumah batik Ciracas. Saya sangat senang bisa terpilih menjadi salah satu peserta. Pagi-pagi sebelum berangkat saya sudah memasak untuk bekal makan siang karena agendanya potluck. Rencananya dari Stasiun Tanjung Barat saya ingin naik angkot jurusan Kampung Rambutan. Lalu melanjutkan menuju Ciracas. Kangen juga naik angkot.
Tapi apalah daya, saya telat. Acara sudah mulai saya baru sampai di Stasiun Tanjung Barat. Memaksakan diri untuk naik angkot maka akan semakin lama sampai di Ciracas. Tahu sendiri, angkot harus ngetem dulu menunggu penumpang penuh. Akhirnya, saya berinisiatif naik ojek daring. Mahal sedikit tidak mengapa.
Pas sampai, ternyata kegiatan sudah mulai. Bu Utami menyambut di pintu gerbang. Beliau lalu mengantar ke titik kumpul. Bu Nathalia (pemilik Batik Ciracas) sudah mulai menjelaskan materi tentang seputar batik.
Kegiatan pertama yaitu pengenalan tentang batik. Jenis-jenis batik. Peralatan yang digunakan untuk membatik. Jenis kain, malam (lilin), canting, dan lain sebagainya.
Saya yang baru pertama kali secara langsung melihat dan ikut kegiatan membatik sangat antusias. Apalagi Bu Nathalia tidak membatasi pertanyaan peserta. Maksudnya beliau selalu menjawab semua pertanyaan walaupun peserta yang benar-benar awam seperti saya. Beliau menjelaskan dengan sangat detail dan Bahasa yang mudah dimengerti.
Bu Nathalia sudah menyiapkan kain-kain yang sudah dilukis dengan berbagai macam sehingga kita peserta tinggal memilih saja yang mana hendak dibatik. Jenis kain sangat memperngaruhi hasil. Jenis kain yang bagus untuk dijadikan bahan batik adalah jenis bahan katun.
Selanjutnya adalah proses mencanting dengan malam. Malam ini adalah nama lilin yang digunakan saat mencanting. Batik cap dan batik print menggunakan lilin panas. Untuk batik cap digunakan lilin gelap.
Canting terdiri dari gagang dan cucuk ujung (ada berbagai ukuran 0-10). Yang umum digunakan adalah yang nomor dua. Namanya klowong. Canting 1/0 digunakan untuk membuat arsir atau lubang.
Meskipun di negara lain juga ada batik tetapi ada perbedaan dengan batik Indonesia. Misalnya dengan Malaysia. Menurut Bu Nathalia, bedanya batik Indonesia dengan batik Malaysia yaitu kalau batik Malaysia tidak ada isian. Batik Malaysia lurus saja. Sementara batik kita, batik Indonesia ada isiannya.
Setelah dicanting, selanjutnya yaitu pemberian warna. Motif di atas kain tadi diwarnai dengan pewarna yang telah disiapkan. Kemudian masuk tahap pencucian untuk meluruhkan lilin dan warna lebih hidup.lalu penjemuran. Setelah dijemur, sebenarnya batik masih bisa dikreasikan lagi. Apakah dengan menambah isian motifnya, memncampur warna dan lain sebagainya.