Jembatan yang berada di ketinggian 5 meter di atas Sungai Cisadane ini menghubungkan wilayah Tangerang Barat dan Timur.
Di tengah jembatan ada area kaca di sisi kanan dan kirimya dengan kapasitas 60 orang berbobot 80 kilogram. Untuk menapakinya, alas kaki harus dilepas. Sangat disayangkan saat didatangi, ada tumpukan sampah di area kaca, padahal ada tong sampah yang sudah disediakan. Jangan ditiru ya, teman-teman. Mau dimana dan kapan saja, sampah tidak boleh dibuang sembarangan.
3. Taman Laksa
Capek berkeliling taman-taman, saatnya isi perut dulu. Tidak lengkap kalau ke Tangerang kalau tidak makan kuliner khasnya yaitu laksa. Kuliner ini berjejer di area Taman Laksa di Jalan M. Yamin. Laksa ini bisa dinikmati dari pagi hari sampai malam yaitu mulai pukul tujuh pagi sampai jam sebelas malam.
Laksa yang ada di Tangerang terbuat dari tepung beras. Ada yang ditaburi daun kucai dan kacang hijau, ada juga yang pakai serundeng kelapa. Ada toping telur, ayam atau gabungan keduanya. Kuahnya enak, gurih dan segar. Disangap bersama es kelapa atau es selendang mayang. Duh, nikmat sekali.
 Di sampingnya ada taman burung yang berisikan 153 burung dari 13 jenis.
4. Kampung Bekelir
Sebelumnya bernama Kampung Babakan Kulon lalu berganti menjadi Kampung Bekelir. Dahulu, merupakan kawasan kumuh yang kemudian berevolusi menjadi perkampungan yang indah dan warna-warni dan menarik pengunjung wisatawan.
Di bagian luar, di tepi Sungai Cisadane ada plang tulisan "Kampung Bekelir". Saat memasuki area kampungnya juga ada gapura dan hiasan cat warna-warni serta mural. Yang dulunya merupakan bantuan dari salah satu produsen cat dan swadaya masyarakat agar kampung mereka terlihat lebih indah dan memesona.