Sabtu, 24 September 2022 peserta program pertukaran mahasiswa merdeka kembali melakukan kegiatan modul Nusantara. Sasaran pada kesempatan ini ialah mengikuti pameran foto dan screening film dokumenter yang ditaja oleh mahasiswa program studi film dan televisi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Siang menjelang sore kegiatan ini pun dimulai dengan pengambilan tiket terlebih dahulu, kemudian para peserta langsung memasuki auditorium Fakultas Pendidikan Seni dan Desain (FPSD) yang berada di lantai 4.Â
Sebelum pameran dan penayangan film dokumenter terlebih dahulu diisi dengan wawancara diskusi bersama mahasiswa FTV UPI yaitu, M Legawa Allit A yang sempat menjadi winner of expdif 10 photography category bersama rekannya Arsya Ardiansyah yang pernah mengikuti selected student for festival university 2022 : welcome to planet b Linz, Austria. Selain itu adapun kurator dari acara ini yaitu, Laudza DN, Choerul Rizky, Annisa Faradila dan Aji Surya. Setelah diskusi selesai dilanjutkan dengan penayangan 2 film dokumenter karya mahasiswa FTV UPI, film yang pertama berjudul "Awan di atas Truck" yang disutradarai oleh Laudza DN. Kemudian film yang kedua berjudul "Sintas Berlayar" yang disutradarai oleh Firgiawan.Â
Kedua film ini sangat menarik karena menceritakan bagaimana pahit manisnya kehidupan. Film yang pertama subjek dokumenternya yaitu seorang sopir truck antar provinsi yang tinggal di kota Bandung.Â
Pesan yang bisa diambil dari film ini yaitu, tentang bagaiman kisah seorang sopir dalam mencukupi kebutuhan hidupnya dan harus kita ketahui bahwa di dalam hidup ibarat seperti awan yang menggambarkan tentang persatuan, pergerakan bahwa hidup harus tetap berjalan,awan juga mengajarkan bahwatidak ada yang abadi, contohnya awan yang terlihat indah perlahan akan lenyap jika cuaca sangat panas dan diterpa hujan, terakhir awan menggambarkan bahwa dalam hidup pasti ada sedih dan ada pula bahagia, seperti awan yang mulanya sangat indah menghiasi langit tiba-tiba berganti menjadi gelap danberubah menjadi tangisan (hujan), terkadang berganti menjadi pelangi yang sangat indah. Ya, begitulah hidup, semua pasti ada hikmahnya, sebagai manusia tugas kita adalah menjalaninya tanpa rasa putus asa dan berburuk sangka padaSang Pencipta.Â
Kemudian film "Sintas Berlayar" menceritakan tentang kehidupan seorang nelayan, subjeknya yaitu seorang nelayan yang bernama Uus Usman yang kesehariannya hidup di lautan. Kang Uus tinggal di Batu Karas, Pangandaran. Meskipun Kang Uus seorang penyandang disabilitas (tuna daksa) yang salah satu kakinya patah dan menggunakan kaki palsu, namun beliau tidak berputus asa dan berusaha sekuat mungkin untuk menafkahi anak dan istrinya. Padahal risiko dari pekerjaanya sangat tinggi, wajar jika istrinya tiap hari menunggu kedatangannya dengan rasa cemas, karena musibah bisa saja menimpanya. Berkat perjuangan beliau yang sangat gigih, isttri dan anaknya pun sangat bangga memiliki seorang Ayah seperti Kang Uus, sebab meskipun banyak tetangga yang mencela Kang Uus namun istrinya tidak memperdulikan itu, baginya kang Uus adalah suami yang sangat bertanggungjawab, yang tidak lengkap hanyalah sebelah kakinya tetapi tidak untuk semangat juangnya. Â
Dari film ini kita bisa belajar bahwa bagaiamanapun kondisi kita dan sekuat apapun angin menerpa, meskipun musibah datang silih berganti maka kita harus tetap ikhlas dan tabah untuk menjalani kehidupan, janji Allah itu pasti dan selama kita tabah yakinlah keadaan akan berubah. Allah lebih menyukai tangan di atas daripada tangan di bawah.Â
Manfaatkan akal dan pikiran serta tubuh yang sudah diberikan kepada kita semua. Film "Sintas Berlayar" ini dapat dimaknai dengan arti tetap berlayar untuk mempertahankan keadaan, sesuai dengan arti Sintas menurut KBBI yaitu, terus bertahan hidup/mampu mempertahankan keberadaannya. Terakhir,yang terlibat dalam fil Sintas Berlayar ini yaitu, Dwi Anggyan (produser), Firgiawan (sutradara), Risky Noer Safitri (penulis naskah), Nur Fauzan (pengarah kamera), Hanif Marwan Hakim (pengarah suara dan musik), dan Seno Maulana (sebagai editor). Setelah kedua fil ini selesai ditayangkan, peserta diarahkan untuk melihat pameran foto yang sebelumnya sudah diseleksi dan dipamerkan foto-foto terbaik dari mahasiswa prodi FTV UPI
Kegiatan ini adalah cara atau bentuk untuk menuangkan ekspresai bagi mahasiswa untuk dijadikan karya, expdiff adalah singkatan dari expression differance.