Aku berdiri di ujung rasa
menatapmu, menatapnya, menatap mereka
semua tertawa, semua mencela
aku tersenyum, di balik amarah membuncah
maju selangkah diam resah
aku tak kan lupa
hari ini dan hari esok
setitik peluh sepatah kata
bukanlah duri yang menusuk. Bukanlah badai yang tak kunjung usai
aku tetap melangkah
meski matanya merah menyalah mengintai tuk menerkam, menerjang
menghasut menjelma si buruk rupa
langkahku mungkin tak tegap
tapi semangatku tak kan gelap
dan kamu dan mereka bersiaplah
semua akan tiba...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H