Mohon tunggu...
RIZAL Zhal_s
RIZAL Zhal_s Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya suka Adventuring, Hiking dan Mountainering...

Selanjutnya

Tutup

Nature

“Jorok” Bukan Berarti Harus Dibuang

10 April 2012   01:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:49 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“JOROK” BUKAN BERARTI HARUS DIBUANG……

Semua orang pasti jiji melihat sesuatu yang “jorok”. Yang ada dibenak mereka mungkin sesuatu yang jorok itu akan membuat isi perut mereka keluar ketika melihatnya atau bahkan membuat mereka alergi. Namun saya mendapatkan ilmu baru dari sesuatu yang disebut dengan “Jorok” itu. Yaa..katakan saja sesuatu itu adalah kotoran hewan. Mungkin anda juga akan sedikit merasa jiji mendengarnya, namun perlu diketahui dari sebuah kotoran itu ternyata sangatlah bermanfaat. Saya telah membuktikannya sendiri, kebetulan dirumah saya terdapat 25 ekor bebek dan 12 ekor ayam yang setiap harinya pasti mengeluarkan yang namanya kotoran. Setiap pagi kotoran-kotoran tersebut mesti dibersihkan. Yaa..itulah memang resiko memiliki unggas dirumah.

Saya berfikir bagaimana caranya untuk memanfaatkan kotoran unggas tersebut. Akhirnya sebuah ide muncul dari benak saya. Kalau orang lain memanfaatkan kotoran unggas tersebut mungkin hanya sekedar dibuat untuk pupuk alami saja. Tapi saya mencoba berimajinasi untuk memanfaatkan kotoran unggas tersebut tidak hanya sebagai pupuk alami saja melainkan di manfaatkan untuk pakan unggas atau ternak lainnya.

Pasti anda berfikir, bagaimana caranya kotoran unggas bibuat untuk pakan ternak lagi. Yaa…semacam daur atau siklus lah…hehee…

Jadi begini ceritanya, sewaktu saya mengumpulkan kotoran ayam dan bebek yang saya simpan dalam karung, awalnya sih akan dijadikan pupuk alami saja. Namun ada hal yang membuat saya aneh, ternyata ketika saya mengaduk-aduk kotoran tersebut terdapat hewan-hewan kecil dan seketika itu pula ayam-ayam disekitar saya dengan lahapnya memakan hewan-hewan kecil tersebut.

Akhirnya saya berinisiatif bagaimana kalau hal ini dijadikan alternatif dalam pangadaan pangan ternak. Yaa…sekedar untuk mangirit biaya, lagi pula saya lihat ayam-ayam pun sangat menyukai hewan-hewan kecil yang berasal dari kotorannya sendiri ini. Akhirnya, setiap pagi kotoran-kotoran itu saya aduk-aduk untuk mendapatkan hewan-hewan kecil itu.

Mungkin menurut sebagian orang, atau mungkin menurut anda juga hal ini hanya sesuatu yang biasa saja. Tapi saya menilai ini adalah penemuan…..hehehee…
Yaa…saya bangga dengan hal ini….meski hanya suatu hal kecil, tapi kalau hal kecil ditemukan oleh sendiri rasanya seperti telah menemukan penemuan yang sangat besar…….hahahaa…

Ini hanya berbagi pengalaman saja, kalaupun akan ditiru gak ada salahnya….
Namun saya hanya berpesan satu hal dari cerita saya yang satu ini, bahwa kita sebagai manusia jangan meremehkan hal-hal kecil,belum tentu hal kecil itu tidak bermanfaat…………….dan jangan takut untuk mencoba…….!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun