Mohon tunggu...
Zhaka Firdaus
Zhaka Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya yang memiliki Hobby tennis lapangan dan joging.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fenomena Kyai versus Blater

10 Desember 2024   11:43 Diperbarui: 10 Desember 2024   11:43 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paslon Bupati Sampang 2024 (sumber : Kabar Madura)

Kyai dan Blater seringkali menjadi aktor utama dalam kontestasi pemilihan kepala daerah. Keduanya ada kalanya sinkron, harmoni dan bahkan tidak jarang terjadi konflik. Kyai dan blater mempunyai basis massa yang berbeda akan tetapi mempunyai kekuatan yang sama. Kyai dalam beberapa di daerah merupakan role model dalam kehidupan bermasyarakat, serta seringkali menjadi tempat berkonsultasi dalam beberapa hal dalam mengambil keputusan  beberapa hal kepentingan pribadi bahkan kepentingan bersama. Namun seringkali kyai membutuhkan blater saat mendapatkan persoalan-persoalan yang sulit untuk diatasi oleh seorang kyai.

Akhir-akhir ini Madura dihebohkan oleh persoalan yang menyangkut terkait kasus pilkada, pasalnya hal tersebut hingga menggegerkan satu Indonesia dikarenakan terjadinya kasus penganiayaan yang memakan korban disalah satu kabupaten dimadura yakni di kota sampang. Saat ditelusuri lebih lanjut, hal tersebut disebabkan karena timbulnya gesekan antar pendukung paslon atau tidak sejalan atas visi misi dari kedua pasangan pendukung calon sehingga menyebabkan tindakan pengeroyokan antara pendukung dari pihak calon pertama dengan pihak pendukung calon kedua.

Kedua pasangan calon tersebut sama-sama memiliki elektabilitas yang kuat, dikarenakan terdiri dari dukungan golongan para kyai dan juga golongan para blater. Kyai dalam mayoritas masyarakat Madura sangatlah berperan penting, Hal tersebut disebabkan Madura merupakan daerah santri yang dimana mayoritas masyarakatnya menggantungkan segala keputusannya terhadap kyai. Kyai merupakan salah satu figur yang kuat dari segala aspek kehidupan bahkan sangat memengaruhi perpoltikan yang terjadi di madura.

Bukti kekuasan politik yang berada ditangan kyai bisa dilihat pada tahun 2013-2018 di kabupaten bangkalan, pada periode ini Bangkalan di Pimpin oleh Bupati yang mempunyai latar belakang Kyai yakni K. Makmun Ibn Fuad yang merupakan anak dari mantan Bupati Bangkalan periode 2003-2013 RKH. Fuad Amin Imron. Juga pernah terjadi di Kabupaten Sampang pada periode 2013-2018 yang dipimpin oleh KH. Fannan Hasib sebagai Bupati Sampang. Begitu pula yang terjadi di Kabupaten Sumenep pada tahun 2010-2015, KH. A. Busyro Karim memimpin Sumenep selama 10 tahun atau 2 periode.

Begitupun sebaliknya adanya golongan blater di masyarakat madura tak kalah kuat dengan golongan para kyai. Blater dalam masyarakat madura juga sangat dihormati dan disegani seperti kyai, dikarnakan blater mempunyai wibawa tersendiri sehingga masyarakat sangat segan dengan para kelompok blater. Blater merupakan kelompok masyarakat yang dilandasi dengan keberanian, keangkuhan serta kekebalan diri. Di madura kelompok blater ini juga penting sebagai tiang dalam memberi pandangan serta berkehidupan sosial. Blater juga menjadi kelompok yang sangat bermanfaat terutama dalam segi Politik dan kekuasaan di Madura.

Dalam fenomena pilkada 2024, Kabupaten Sampang merupakan salah satu wilayah yang cukup menarik perhatian atau disoroti oleh masyarakat Indonesia. kontestasi pemilu di tahun 2024 di kota sampang mempunyai aktor utama yang mempunyai basis kekutan yang sama dalam perebutan kepemimpinan Bupati. Kedua dari paslon ini sama-sama mempunyai track record yang baik dalam memimpin. KH Mohammad bin Muafi Zaini biasa di panggil Ra Mamak merupakan mantan anggota DPRD Jatim selama dua periode, ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sampang dan pendiri serta pengasuh Pondok Pesantren Nazhatut Thullab Prajjen. Sedangkan Rival dari Ra mamak yakni H. Slamet Junaidi atau akrab disebut dengan  aba idi juga tidak kalah menarik untuk dilihat track recordnya. aba idi merupakan mantan Bupati Sampang masa jabatan 2019-2024 serta pernah menjadi anggota DPR RI fraksi partai Nasdem 2014-2019. Saat menjabat Bupati Sampang H. Slamet Junaidi menorehkan beberapa penghargaan serta dinilai bisa membawa banyak perubahan dengan melalui Program Infrastruktur; Betonisasi, Jalan Hotmix, Sampang Sport Center, Fasiltias Kesehatan, Alun-Alun Trunojoyo, Pembangungan dan revitalisasi gedung sekolah, pembangunan Jalan Lingkar Selatan dan lain sebagainya yang bisa dinikmati oleh masyarakat Sampang.

Aba idi kembali mencalonkan diri lagi sebagai Bupati Sampang dalam pemilu Pilkada 2024. akan tetapi, aba idi tidak lagi berpasangan dengan wakilnya terdahulu saat pertama kali memimpin Kabupaten Sampang. Pencalonan keduanya, aba idi menunjuk wakil barunya H. Ach. Mahfud. AQ akrab dipanggil Ra Mahfudz untuk mendampingi periode keduanya sebagai calon Bupati Sampang. Sedangkan wakil terdahalunya H. Abdullah Hidayat yang akrab dipanggil Mas Ab maju kembali sebagai calon Wakil Bupati lagi, akan tetapi untuk kedua kalinya sang wakil yang dulunya berpasangan dengan aba idi kini di pasangkan dengan KH. Mohammad Bin Muafi Zaini atau Ra mamak.

KH. Mohammad Bin Muafi Zaini yang berpasangan dengan H. Abdullah Hidayat atau disebut sebagai Mandat yang dimana antek-antek tersebut merupakan singkatan dari nama kedua bakal calon yang diiringi dengan slogan "Mandat menang rakyat senang" , Sedangkan rivalnya H. Slamet Junaidi yang kini berpasangan Dengan Ra Mahfud yang disebut sebagai Jimad Sakteh dimana singkatan tersebut merupakan gabungan nama dari kedua bakal calon yang diiringi dengan slogan "Jimad sakteh pasteh abukteh" . Pertarungan kedua pasangan tersebut menggambarkan bagaimana Kompleksnya situasi dan kondisi politik yang terjadi di Kabupaten Sampang, pasalnya sebelum terjadinya pilkada atau prapilkada seringkali terjadinya perselisihan di beberapa daerah yang ada dikota sampang hingga kemarin menimbulkan satu korban didaerah ketapang laok yang diduga karena terlalu fanatik untuk menjadikan salah satu bakal calon menjadi pemenang.

Tak hanya itu menjelang terjadinya pilkada banyak sekali masyarakat di daerah Kota Sampang yang tidak terima karena mereka belum menerima kartu pemilihan suara yang diduga kartu tersebut telah dimanipulasi oleh salah satu tim sukses calon bupati dan wakil bupati agar perolehan suara didaerah tersebut tampak unggul. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa kedua golongan memiliki kekuatan yang cukup kuat dalam ranah politik khususnya dikabupaten sampang, namun kekuatan tersebut tetap mengacu dengan asas demokrasi yang ada dimana keputusan tetap berbalik ditangan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun