Sumber daya manusia (SDM) merupakan elemen penting dalam pembangunan suatu negara. Di Indonesia, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam menghadapi tantangan global. Dengan populasi yang besar, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia, tetapi hal ini hanya dapat dicapai jika kualitas Sumber Daya Manuasia (SDM) sudah memadai. Menurut (Michael G & Aamodt, 2016) terdapat beberapa aspek utama yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), seperti pendidikan, pelatihan, dan pengelolaan sumber daya manusia secara strategis.
Dalam pembangunan negara menurut (Michael G & Aamodt, 2016) salah satu indikator pentingnya adalah employability skills atau kemampuan yang relevan dengan dunia kerja. Di era globalisasi dan revolusi industry keterampilan seperti pemecahan masalah, kolaborasi, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi menjadi sangat krusial. Di Indonesia, masalah pengangguran dan rendahnya produktivitas tenaga kerja sering kali disebabkan oleh kesenjangan antara keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri. Dalam (Robert L. Mathis et al., 2016) menegaskan bahwa keberhasilan suatu organisasi atau negara sangat bergantung pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat berkontribusi secara efektif. Di Indonesia, investasi dalam pendidikan dan pelatihan sering kali belum cukup maksimal, sehingga menyebabkan rendahnya daya saing di tingkat global.
Tantangan Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Di Indonesia
Meskipun Indonesia memiliki potensi besar pada Sumber Daya Mnusia (SDM), tetapi Indonesia perlu menghadapi sejumlah tantangan dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pada (Haveman & Wolfe, 1995) menyebutkan bahwa pendidikan merupakan fondasi utama untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Namun, di Indonesia, beberapa tantangan utama dalam pendidikan yaitu, antara lain:
      1.     Akses Pendidikan yang Tidak Merata
Banyak daerah terpencil yang masih kekurangan fasilitas pendidikan. Hal ini menyebabkan anak-anak di daerah tersebut tidak memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas. Walaupun di perkotaan anak-anak memiliki kualitas pendidikan yang baik dan bagus tetapi tidak sedikit anak-anak di pedesaan yang tidak memiliki kualitas Pendidikan.
       2.     Kualitas Guru dan Kurikulum
Kualitas tenaga pengajar dan relevansi kurikulum sering menjadi masalah. Kurikulum yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri modern mengakibatkan lulusan sulit bersaing di pasar kerja. Di Indonesia banyak sekali orang-orang yang sudah lulus tetapi sulit untuk mendapatkan pekerjaan.
       3.     Minimnya Pelatihan Kerja dan Lifelong Learning
Pada (Raymond A. Noe, 2020) menyoroti pentingnya pelatihan kerja yang berkesinambungan. Namun, banyak tenaga kerja di Indonesia yang tidak mendapatkan akses pelatihan untuk meningkatkan kompetensinya. Banyak orang-orang yang tidak dapat memperkembangkan potensi yang ia miliki.
Selain itu, rendahnya literasi digital juga menjadi penghambat utama. Dalam (Nambisan, 2020) dijelaskan bahwa kemampuan mengadopsi teknologi adalah kunci untuk keberhasilan di era digital. Namun, banyak pekerja di Indonesia masih belum memiliki keterampilan teknologi yang memadai.
Â