Keyakinan hanya bisa terkjadi pada sesuatu yang tidak berubah. Bila ada keyakinan pada dunia benda berarti keyakinan yang salah. Karena dunia benda senantiasa berubah. Bagaimana keyakinan terhadap Tuhan?
Sangat sulit yakin terhadap Tuhan bila masih membedakan bahwa Tuhan yang disembah orang lain beda dengan Tuhan yang kita sembah. Karena ketika kita mengatakan bahwa Tuhan yang disembah oleh kepercayaan lain beda dengan Tuhan yang kita sembah berarti hanyalah membuktikan bahwa kita belum yakin bahwa Tuhan sebagai Hyang Maha Tunggal. Tiada sesuatu di luar Tuhan.
Dengan kata lain, sesungguhnya kita menyambah berhala pikiran atau asumsi kita sendiri. Atau juga berarti bahwa Tuhan yang kita sembah bukan Hyang Maha Tunggal. Kita masih menempatkan Tuhan di atas sono, sehingga masih ada perbedaan antara Tuhan dan manusia/kita. Inilah alam pikiran kita.
Bila kita bandingkaw dengan Tuhan yang diyakini oleh para suci/nabi, Tuhan yang kita sembah dapat dipastikan berbeda. Ini bisa terbukti dengan pikiran, ucapan serta perbuatan kita terhadap orang lain ataupun benda atau pepohonan/hewan. Bila kita meyakini bahwa Tuhan juga yang bersemayam dalam hewan, kita tidak akan mengkonsumsi mereka semata demi menyenangkan idra pencecap kita.
Konsumsi hewan hanya bisa dibenarkan bila maman tidak ada lagi yang bisa dikonsumsi atau demi kesehatan kita agar tetap bisa hidup. Misalnya, bila daam keadaan sakit sehingga ada anjuran dokter agar kita konsumsi protein hewani demi memulihkan kesehatan kita. Ini pun hanya sekali-kali, bila kesehatan tubuh sudah kembali pulih, tidak ada lagi pembenaran demi kesehatan. Mengapa kesehatan dibutuhkan?
Dengan tetap menjaga tubuh sehat sesungguhnya tanpa sadar kita menyembah Tuhan yang juga menghidupi kita. Bukankah para suci juga telah mengingatkan bahwa tubuh kita juga sebagai kuilNya? Atau tempat Dia bersemayam. Ini hanya menekankan bahwa Tuhan lebih dekat dari urat leher.
Keyakinan bahwa Tuha tidak terpisah dari kita berarti juga tetap menjaga kesehatan sehingga bisa melayani sesama manusia serta lingkungan. Dengan demikian ini hanya membuktikan bahwa manusia sebagai khalifah di muka bumi yang menjaga serta melayani semua makhluk, baik mati (menurut kita) maupun yang hidup; hewan serta tumbuhan.
Dengan keyakinan terhadap Diri sendiri juga berarti kita yakin bahwa Dia bersemayam dalam diri kita. Ini membutktikan bahwa keyakinan terhadap benda di luar diri tidaklah bisa dianggap tepat. Mungkin bisa juga orang meyakini bahwa matahari tetap terbit dari timur. Namun pernahkah kita merenung bahwa karena matahari adalah benda langit yang juga senantiasa berubah, pada suatu ketika akan punah?
Matahari, bintang atau benda langit lainnya adalah benda atau materi yang senantiasa berubah sehingga pada suatu ketika juga punah. Berbeda dengan Hyang Maha Tunggal. Ingatlah bahwa tiada sesuatu di luar Dia. Kita semua diliputi olehNya, bagaimana mungkin ada dua Tuhan? Yang disembah kepercayaan lain beda dengan yang kita sembah? Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H