Mohon tunggu...
Info Terkini ID
Info Terkini ID Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Tertarik pada bidang kimia terutama kimia organik, dan biokimia. Sangat termotivasi dalam menganalisa sintesis suatu senyawa organik, pengembangan hidrogel dan membran sebagai wound dressing.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Media dalam Hubungan Internasional, Analisis Pengaruh melalui Teori Agenda-Setting

21 Januari 2025   11:53 Diperbarui: 21 Januari 2025   11:53 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era globalisasi, media massa memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk persepsi publik terhadap isu-isu internasional. Dengan kemampuannya mengontrol arus informasi, media menentukan isu-isu yang dianggap penting oleh khalayak, sementara isu lainnya seringkali terabaikan. Kemampuan ini dijelaskan oleh teori agenda-setting, yang mengungkap bagaimana media mempengaruhi penonton dengan menyajikan fokus tertentu pada berita. Hal ini menciptakan hierarki isu yang tidak hanya membentuk opini publik, tetapi juga mempengaruhi pengambilan keputusan dalam hubungan internasional dan kebijakan global.

Teori agenda-setting pertama kali diperkenalkan oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw pada tahun 1972. Mereka mengemukakan bahwa media massa memiliki kemampuan untuk mempengaruhi agenda publik dengan menyoroti isu-isu tertentu, sehingga isu-isu tersebut dianggap lebih penting oleh masyarakat (Hadi S et al., 2021). Dalam konteks hubungan internasional, media dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap negara lain, kebijakan luar negeri, dan peristiwa global yang pada akhirnya berdampak pada pengambilan keputusan politik dan diplomatik (Ritonga, 2018).

Pengaruh Media dalam Hubungan Internasional melalui Agenda-Setting

Media massa memiliki kekuatan untuk membentuk agenda publik dan, pada gilirannya, mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh CNN Indonesia mengenai pertemuan antara Kim Jong Un dan Donald Trump di Singapura tahun 2018 menunjukkan bagaimana media dapat membentuk opini publik melalui agenda-setting. Melalui pemberitaan yang intens, media mampu menempatkan isu denuklirisasi Korea Utara sebagai topik penting yang harus dibicarakan oleh publik, meningkatkan kesadaran akan pentingnya perdamaian dunia (Dalila & Purnama, 2020). Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Eri Budi Wibowo (2022) menunjukkan bahwa media massa digunakan sebagai second track diplomacy oleh pemerintah Indonesia dalam mendukung kepentingan nasional di Laut Cina Selatan. Dengan menyoroti isu-isu tertentu, media massa dapat mempengaruhi persepsi publik dan komunitas internasional terhadap posisi Indonesia dalam sengketa tersebut.

Selain itu, media massa juga dapat mempengaruhi proses pengambilan kebijakan luar negeri. Melalui pemberitaan yang intensif, media dapat menekan pemerintah untuk mengambil tindakan tertentu dalam merespons isu internasional. Sebagai ilustrasi, perubahan kebijakan luar negeri Perancis di Suriah tidak lepas dari pengaruh media massa Perancis dalam membentuk opini publik melalui pemberitaan yang disajikan (Satwika, 2019). Hal ini menunjukkan bahwa media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi arah kebijakan luar negeri suatu negara melalui pembentukan opini publik.

Namun, peran media massa dalam hubungan internasional tidak selalu positif. Media dapat digunakan sebagai alat propaganda oleh aktor-aktor tertentu untuk mempengaruhi opini publik sesuai dengan kepentingan mereka. Pemberitaan yang bias atau tidak akurat dapat menyesatkan publik dan menciptakan persepsi yang keliru terhadap isu internasional. Selain itu, dengan munculnya media sosial, informasi dapat menyebar dengan cepat tanpa melalui proses verifikasi yang memadai, sehingga meningkatkan risiko penyebaran berita palsu atau hoaks yang dapat mempengaruhi hubungan antarnegara.

Dalam kesimpulan, media massa memainkan peran strategis dalam hubungan internasional dengan mempengaruhi persepsi publik melalui teori agenda-setting. Dengan menyoroti isu tertentu, media mampu membentuk opini masyarakat, yang pada gilirannya mempengaruhi kebijakan luar negeri dan diplomasi antar negara. Namun, pengaruh ini tidak selalu positif, karena media juga dapat digunakan sebagai alat propaganda atau penyebaran informasi yang bias. Untuk memaksimalkan peran positif media, penting bagi masyarakat untuk memiliki literasi media yang baik, dan bagi media untuk menjalankan fungsinya secara profesional dan independen. Dengan demikian, media dapat menjadi pilar penting dalam mendukung hubungan internasional yang transparan dan konstruktif.

Referensi

Dalila, A., & Purnama, C. (2020). Pembentukan Opini Publik oleh Media: Cable News Network (CNN) Indonesia dalam 2018 North Korea--United States Singapore Summit. Indonesian Perspective, 5(1), 50--71. https://doi.org/10.14710/ip.v5i1.30194

Hadi S, I. B., Pratiwi Kurniawan, E., & Irwansyah, I. (2021). Agenda Setting Dalam Isu - Isu Kontemporer Di Seluruh Dunia. Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Bisnis, 3(1), 105--119. https://doi.org/10.47233/jteksis.v3i1.188

Ritonga, E. Y. (2018). Teori Agenda Setting dalam Ilmu Komunikasi. Jurnal Simbolika: Research and Learning in Communication Study, 4(1), 32. https://doi.org/10.31289/simbollika.v4i1.1460

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun