Mohon tunggu...
Zeze Muhammad Bintang
Zeze Muhammad Bintang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Iailm Suryalaya ( Dakwah / ilmu tasawuf )

Suka bermain bola dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Book

Tawakal dalam kitab Al - hikam memahami hakikat kepasrahan kepada Allah

21 Desember 2024   19:20 Diperbarui: 21 Desember 2024   19:11 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Tawakal adalah salah satu konsep spiritual yang penting dalam Islam, terutama dalam ajaran tasawuf. Dalam Kitab Al-Hikam karya Ibnu Atha'illah As-Sakandari, tawakal mendapatkan penekanan yang mendalam sebagai bagian dari perjalanan seorang hamba menuju Allah SWT. Kitab Al-Hikam yang dikenal sebagai salah satu karya monumental dalam dunia tasawuf ini membahas berbagai aspek hubungan manusia dengan Allah, termasuk bagaimana seorang hamba seharusnya bergantung sepenuhnya kepada-Nya.

Definisi Tawakal Menurut Al-Hikam

Tawakal secara bahasa berasal dari kata Arab "" yang berarti menyerahkan atau mempercayakan urusan kepada pihak lain. Dalam pengertian syar'i, tawakal berarti menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT dengan keyakinan penuh bahwa Dia-lah satu-satunya yang berkuasa memberikan manfaat dan menolak mudarat. Dalam Kitab Al-Hikam, Ibnu Atha'illah menjelaskan bahwa tawakal bukan berarti meninggalkan usaha, tetapi memahami bahwa hasil akhir dari setiap usaha sepenuhnya berada di tangan Allah.

Salah satu hikmah yang berkaitan dengan tawakal berbunyi:

"Istirahatkan dirimu dari tadbir (pengaturan), karena apa yang telah ditangani oleh selainmu tidak perlu engkau sibukkan dirimu dengannya."

Melalui hikmah ini, Ibnu Atha'illah mengajarkan bahwa manusia tidak perlu terlalu sibuk mengatur sesuatu yang berada di luar kemampuannya. Tawakal mengharuskan seseorang menyadari bahwa segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah dengan hikmah-Nya.

Tawakal dan Usaha: Dua Hal yang Saling Melengkapi

Ibnu Atha'illah tidak mengajarkan tawakal sebagai bentuk pasifisme atau menyerah tanpa usaha. Sebaliknya, ia menegaskan bahwa usaha merupakan bagian dari sunnatullah yang tidak boleh diabaikan. Dalam salah satu hikmahnya, beliau berkata:

"Termasuk tanda tawakalmu kepada Allah adalah engkau tidak meninggalkan sebab yang Allah jadikan jalan untukmu."

Ini menunjukkan bahwa usaha adalah bagian dari bentuk ketaatan kepada Allah, sementara tawakal adalah kepasrahan setelah melaksanakan usaha tersebut. Seorang hamba harus tetap berusaha semaksimal mungkin, tetapi hatinya tetap bergantung sepenuhnya kepada Allah SWT, bukan pada usaha itu sendiri.

Hakikat Tawakal Menurut Al-Hikam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun