Mohon tunggu...
zevin novaldi
zevin novaldi Mohon Tunggu... -

baca buku

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Jenderal Pemilik Rekening Gendut Itu Akan Jadi Kapolri

30 Desember 2014   20:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:09 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Jokowi akan kembali diuji untuk memilih pejabat tinggi strategis yang bersih dan berintegritas serta bebas dari titipan dan tekanan orang-orang disekelilingnya. Sebentar lagi, Jokowi harus memilih pengganti Jenderal Sutarman yang akan segera habis masa jabatannya sebagai Kapolri.

Sebelumnya Jokowi sudah tampil mengecewakan dengan memilih beberapa menteri politisi minim rekam jejak, tak bisa kerja dan kontroversial. Jokowi kembali tak mendengarkan aspirasi publik kala memilih politisi aktif dari Nasdem menjadi Jaksa Agung dan tim suksesnya yang minim rekam jejak menjadi Kepala BNP2TKI.

Kali ini, tampaknya pilihan Jokowi akan kembali mengecewakan publik saat memili Tri Brata 1. Sebab, salah satu calon kuatnya adalah Komjen Budi Gunawan. Ia dikenal sebagai orang dekat Megawati Soekarnoputri. Budi pernah menjadi ajudan Mega. Selain itu, pada pemilihan presiden kemari Budi juga menjadi 'tim sukses' Jokowi. Budi juga masuk bursa menteri namun terpental diakhir yang kabarnya disebabkan rekomendasi KPK yang menstabilo merah namanya. Namun, saat ini tampaknya namanya tak terbendung untuk menjadi orang nomor satu di Trunojoyo.

Padahal, sekedar mengingatkan Budi adalah salah satu perwira yang terindikasi memiliki rekening gendut. ( Sumbernya disini ) Sejak 2005, Mabes Polri telah menerima laporan dari PPATK terhadap sejumlah anggota Polri yang diduga memiliki rekening mencurigakan. Selain Budi ada nama Badrodin Haiti yang kini menjadi Wakapolri.

Dari data LHKPN terakhir yang bisa diakses di KPK, peraih Adhi Makayasa Akpol 1983 ini, memiliki total harta Rp 22,6 miliar. Harta itu paling banyak berupa tanah dan bangunan yang tersebar di sejumlah lokasi. Budi terakhir melapor LHKPN pada 26 Juli 2013, dengan rincian harta tak bergerak Rp 21,5 miliar, yang terdiri atas tanah dan bangunan yakni 15 bidang di Subang, 7 bidang di Jakarta, 13 bidang di Bogor, 1 bidang di Bekasi, dan 1 bidang di Serang.

Kemudian, harta bergerak Budi terdiri alat transportasi dengan total Rp 475 juta, berupa Nissan Juke dan Mitsubishi Pajero. Dia juga memiliki usaha lain senilai Rp 40 juta. Budi juga memiliki perusahaan bernama Lila Embroidery. Budi juga memiliki harta bergerak lain senilai Rp 215 juta, yang terdiri atas logam mulia, batu mulia, barang seni dan antik. Serta giro setara kas Rp 384 juta dan USD 24 ribu

Kali ini Presiden Jokowi memang perlu diingatkan bahwa Ia harus bisa membuktikan ucapanya untuk memilih pejabat yang bersih, berintegritas dan jauh dari titipan. Masih banyak orang-orang bersih dan berintegritas di Polri yang bisa menguatkan citra Polri yang bersih dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme.

Jokowi harus memilih figur yang bersih, bukan bermasalah dan bisa menjadi pelopor Revolusi Mental yang selama ini digaung-gaungkanya keras-keras! Kalau sampai pemilik rekening gendut menjadi Kapolri, Jokowi memang seorang presiden yang hanya pandai beretorika. Kalau sampai terjadi, semoga publik bisa lebih waras menilai presidennya itu. Sudah berkali-kali tak sesuai janji harus kita koreksi, jangan hanya berdiam diri!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun