Halo, teman-teman kompasianer! Aku balik lagi nihh untuk membahas sains! Sebenarnya kalau kalian rutin pakai skincare itu gapapa, justru bagus banget! Karena penggunaan produk skincare ini esensial bagi banyak individu,yang menjaga kesehatan dan kecantikan kulit sekarang ngga cuma Gen Z doang loh! Tapii, kalian harus baca caution dan guides yang biasa tertulis di box skincare dulu ya!
'Emangnya kenapa?'
Sebab ngga semua produk skincare diciptakan dengan bahan kimia yang sama! Beberapa bahan yang terdapat dalam produk skincare justru bisa memiliki dampak negatif bagi kesehatan kita jika digunakan secara non-stop, makanya sebagian besar skincare memiliki batasan penggunaannya dalam seminggu. Jadi, yukk kenali bahan-bahan berbahaya yang umumnya terdapat dalam produk skincare, supaya kita bisa mengurangi risiko yang mungkin timbul!
Beberapa Contoh Bahan Berbahaya yang Perlu Diwaspadai dalam Produk Skincare:
1. Paraben.
Paraben adalah bahan pengawet yang umumnya ditemukan dalam berbagai produk skincare kayak pelembap(moisturizer), deodoran, dan makeup. Fungsi utama dari paraben adalah untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur dalam produk tersebut. Meskipun demikian, paraben diidentifikasi sebagai endocrine disruptor, yang dapat mengganggu sistem hormonal dengan meniru hormon estrogen dalam tubuh. Secara automatis, endocrine disruptor berpotensi menyebabkan ketidakseimbangan hormonal. Beberapa penelitian juga mengaitkan penggunaan paraben dengan peningkatan risiko kanker payudara. Beberapa jenis paraben yang sering dipakai meliputi methylparaben, propylparaben, butylparaben, dan ethylparaben.
2. Sodium Lauryl Sulfate (SLS) dan Sodium Laureth Sulfate (SLES).
SLS dan SLES adalah jenis bahan surfaktan yang banyak digunakan dalam produk pembersih wajah, sabun, shampoo, dan pasta gigi karena kemampuannya dalam membentuk busa. Sayang sekalii, kedua bahan ini dapat menimbulkan iritasi pada kulit dan mata, terutama jika kalian mempunyai kulit yang sensitif. Lebih lanjut, SLES sering kali terkontaminasi oleh 1,4-dioxane dan zat karsinogenik yang dapat membahayakan kesehatan jika diserap kulit.
3. Formaldehida dan Releasers Formaldehida.
Formaldehida digunakan sebagai bahan pengawet kuat dalam produk skincare untuk menghambat pertumbuhan mikroba. Namun, formaldehida diketahui sangat berbahaya karena bersifat karsinogenik(dapat menyebabkan kanker), serta dapat menimbulkan iritasi kulit dan reaksi alergi. Aditif kimia lain yang dapat melepaskan formaldehida dalam produk skincare meliputi DMDM hydantoin, quaternium-15, imidazolidinyl urea, dan diazolidinyl urea.
4. Phthalates.
Phthalates adalah senyawa kimia yang sering dipakai untuk meningkatkan tekstur atau aroma produk perawatan kulit, terutama dalam parfum. Meskipun demikian, phthalates juga termasuk dalam kategori endocrine disruptor yang bisa mengacaukan keseimbangan hormonal dan mempengaruhi masalah reproduksi serta perkembangan. Adapun beberapa jenis phthalates yang umum digunakan antara lain diethyl phthalate (DEP), dibutyl phthalate (DBP), dan diethylhexyl phthalate (DEHP).
5. Mineral Oil(Minyak Mineral).
Minyak mineral merupakan produk hasil samping dari proses penyulingan minyak bumi, kerap digunakan dalam skincare sebagai pelembap(moisturizer). Namun, perlu diingat bahwa minyak mineral yang tidak mengalami proses pemurnian yang memadai bisa mengandung senyawa karsinogenik seperti hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH). Pemakaian minyak mineral yang tidak bersih juga dapat mengakibatkan penyumbatan pori-pori dan munculnya jerawat pada kulit yang sensitif.
6. Hydroquinone.
Hydroquinone adalah bahan pemutih kulit yang umum digunakan dalam produk pencerah kulit untuk mengatasi bintik-bintik gelap dan hiperpigmentasi. Namun, penggunaan hydroquinone jangka panjang dapat menghasilkan ochronosis, yakni suatu kondisi di mana kulit mengalami perubahan warna menjadi hitam biru yang sulit dikoreksi. Efek samping lain yang mungkin timbul adalah iritasi kulit dan risiko karsinogenik berdasarkan penelitian pada hewan.
7. Triclosan.
Triclosan adalah senyawa antibakteri yang lazim digunakan dalam produk pembersih dan deodoran. Meskipun memiliki kemampuan membunuh bakteri, triclosan dihubungkan dengan resistensi antibiotik, gangguan hormonal, dan iritasi kulit. Selain itu, terdapat kekhawatiran bahwa penggunaan triclosan bisa meningkatkan risiko perkembangan alergi dan asma pada sebagian pribadi.
8. Oxybenzone.
Oxybenzone digunakan dalam sejumlah produk tabir surya, bertujuan untuk melindungi kulit terhadap sinar ultraviolet (UV). Namun, substansi ini bisa diserap melalui kulit dan diyakini memiliki dampak negatif pada keseimbangan hormon serta potensi merusak sistem endokrin. Selain itu, oxybenzone turut berperan dalam degradasi terumbu karang di lingkungan laut, sehingga sebagian negara telah menerapkan larangan terhadap penggunaannya dalam produk tabir surya.