Mohon tunggu...
PenaZevanya.
PenaZevanya. Mohon Tunggu... Penulis - Siswa/Penulis 'Karet, dan Getah'

Sejak usia tujuh tahun, saya gemar menulis. Saya mudah jatuh cinta dengan buku-buku jadul, meski halamannya lecek dan keriting bagai rambut yang habis dicatok. I'm extremely flexible, so artikel-artikel yang saya tulis di sini beragam, agar kalian tidak mempunyai ruang untuk kebosanan, hehe! sekaligus agar saya mendapatkan cuan-cuan wangyԅ(¯﹃¯ԅ).

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Disonansi Kognitif

3 Oktober 2024   18:50 Diperbarui: 3 Oktober 2024   20:57 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Mengubah Sikap atau Keyakinan: Jika strategi sebelum-sebelumnya tidak berhasil, individu mungkin perlu mengubah keyakinannya agar sejalan dengan perilakunya. Sebagai contoh, seseorang yang awalnya skeptis terhadap vaksinasi mungkin mengubah pandangannya setelah menerima bukti ilmiah yang mendukung vaksinasi.

Konklusi.

Disonansi Kognitif adalah fenomena psikologis yang memegang peranan penting dalam memahami perilaku manusia. Ketidaknyamanan yang timbul akibat ketidaksesuaian antara keyakinan, sikap, dan perilaku mendorong individu untuk mencari keseimbangan dan konsistensi internal. Memahami cara kerja disonansi kognitif memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai alasan di balik keputusan manusia yang terkadang terlihat tidak rasional, serta bagaimana mereka menanggapi informasi yang bertentangan dengan keyakinan mereka. 

Melalui proses rasionalisasi, perubahan sikap, atau penghindaran informasi yang bertentangan, manusia berupaya menjaga keseimbangan internal. Namun, kesadaran akan keberadaan disonansi ini juga dapat membantu kita menjadi lebih introspektif dan terbuka terhadap perubahan, sehingga kita mampu membuat keputusan yang lebih berdasarkan fakta daripada semata-mata untuk menjaga kenyamanan psikologis.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun