Mohon tunggu...
Lisno Setiawan
Lisno Setiawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Santai, Setia, Solusi

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Bung Karno: Kita Tidak Boleh Puas Cuma Reformasi

14 April 2015   11:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:07 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ternyata Bung Karno tidak pernah sepakat dengan kata reformasi (reform dalam istilahnya). Hal ini tercetus dalam buku Filsafat Pancasila menurut Bung Karno 2006 halaman 183-184 :
"Siapa membaca tulisan saya dari tahun 1933 yang kemarin dulu dan tadi dimuat lagi di dalam, misalnya surat kabar Sin Po. Bacalah tulisan saya dalam surat kabar Sin Po kemarin dulu dan hari ini-yang tulisan itu sudah 25 tahun umurnya, saya tulis dalam tahun 1933- kita tidak boleh hanya puas dengan reform saja. Reform, artinya perubahan kecil-kecil. Sebagai tempo hari di Yogyakarta saya katakan kaum sosial demokrat berkata, dengan reform sebanyak-banyaknya akhirnya kapitalisme itu uitgehold, digerogoti dan akhirnya gugur! apa reform itu?yaitu, perubahan kecil-kecil : gaji dinaikkan, mencapai jam kerja kurang, mencapai perbaikan dalam urusan perumahan, mencapai perbaikan dalam urusan onderwijs. Ini semuanya reform.

Kaum sosial Demokrat berkata, dengan mencapai reform-reform ini akhirnya lama-lama kapitalisme itu uitgehold, tergerogoti, akhirnya gugur. Pikiran yang demikian itu adalah sama salahnya dengan pikiran ini. Ini negara; jangan negara ini diusik-diusik; jangan negara ini dipakai sebagai alat; jangan, ini adalah satu hal keramat. Di bawah itulah kita harus menjalankan perbaikan-perbaikan sehingga akhirnya tercapai satu masyarakat yang adil dan makmur.

Mestinya begini : In inegara, alat perjuangan kita. Dulu alat perjuangan kita ialah partai, protest meetingen, staking, dan lain-lain. Itu alata perjuangan kita zaman dulu tatkala kita belum mempunyai negara. Sekarang alat perjuangan kita meningkat satu tungkat lagi, yaitu negara. Negara adalah satu machstorganisatie, negara adalag satu alat. Nah, alat ini kita gerakan. Keluar, untuk menentang musuh yang hendak menyerang kita, menentang intervensi, menentang peperangan, menentang apa saja dari luar; ke dalam, negara ini juga kita pakai unuk memberantas segala penyakit-penyakit di dalam pagar, tapi juga untuk merealisasikan cita-cita kita akan masyarakat adil dan makmur"

Apakah ini yang membuat bangsa kita masih terpuruk meski sudah 17 tahun menjalan reformasi?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun