Wangi parfum masjid menyeruak lubang hidungku
Dinginnya AC menyejukkan keringnya kulitku
Sayup-sayup zikir terlafalkan menghanyutkanku
Rapalan Doa menundukkan kepala seraya beruraian air mataku.
Keterpurukanku kutundukkan dalam sujudku
Kata puitis indah ini muncul dalam salatku
Bahkan me time dengan Tuhanku dunia masih menggangguku
Sujudku ternodai dengan pikiran yang fana menggerogotiku.
Bahkan hitungan rakaat salatpun menjadi tak menentu karena dunia memenuhi ruang kepalaku.
Bayangan-bayangan kesenangan itu sekedar fatamorgana ciptaanku
Berlembar-lembar rupiah menjadi donasiku
Bertumpuk tumpuk baju menjadi sedekahku
Berkotak-kotak nasi menjadi infaqku.
Berkarung-karung semen menjadi jariyahku
Harapanku kuantitas itu menjadi peleburku
Atau sebaliknya yang dihitung berkualitasnya ketulusanku?
Apakah kebajikan-kebajikanku bisa menutupi luberan dosaku?
Apakah hanya tutur kataku yang lembut akan menjadi penyejuk nerakaku
Ataukah pertolongan sekadarku pada tikus yang terapung  menjadi penolong yaum hisabku
Sejatinya ku akan terus memikat-Mu dengan kebajikan-kebajikan kecilku
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI