Moderasi beragama di penghujung tahun adalah momentum yang penting untuk merefleksikan nilai-nilai keberagamaan yang inklusif, toleran, dan seimbang. Di tengah dinamika sosial, politik, dan ekonomi yang kerap membawa potensi konflik, moderasi beragama menjadi solusi untuk menciptakan harmoni dan persatuan, baik dalam masyarakat majemuk maupun dalam komunitas yang lebih homogen.
Banyak yang memplesetkan menerapkan moderasi beragama sebagai bentuk baru liberalisme, mencampuradukan ajaran agama. Asumsi negatif ini sebagai bentuk ketidak pahaman dalam memahami apa iti moderasi beragama, indikator orang disebut sebagai moderat, dan maksud Pemerintah menyuarakan secara massif apa itu moderasi beragama pada masyarakat.
Makna Moderasi Beragama
Moderasi beragama adalah upaya untuk memahami dan mengamalkan ajaran agama secara seimbang, menghindari ekstremisme baik dalam bentuk radikalisme maupun liberalisme yang berlebihan. Prinsip utama moderasi beragama meliputi:
Toleransi atau Tasamuh: Menghormati perbedaan keyakinan dan pandangan.
Keadilan atau 'adl: Bersikap adil dalam berinteraksi dengan sesama, tanpa memandang latar belakang agama.
Keseimbangan atau tawazun : Menjaga keseimbangan antara teks-teks agama dan realitas kehidupan.
Dialog: Mendorong dialog antarumat beragama untuk membangun pemahaman bersama.
Seorang dikatakan sudah moderat bila mengimplementasikan nilai nilai moderasi beragama, hal ini akan terwujud bila nampak dari perilaku yang:
1. Toleransi, menghargai yang berbeda. Membiarkan orang lain yang berbeda untuk menjalankan apa yang diyakini. Menghargai bukanlah suatu bentuk mengikuti atau membenarkan sesuatu yang berbeda tetapi memberi keleluasaan orang yang berbeda dari dirinya. Keberagaman adalah suatu leharusan alam atau sunatullah, yang manusia harus menerima keberbedaan ini sebagai makhluk untuk menjaga keharmonisan alam dan lingkungan
2. Anti Kekerasan; Orang moderat menjauhi perilaku kekerasan, baik kekerasan verbal maupun fisik. Kekerasan bukanlah suatu solusi untuk menyelesaikan masalah. Selesaikan masalah dengan duduk bersama, hati laoang dan jernih dan perlembut komunikasi. Menghindari intimidasi, keerasan verbal di media sosial merupakan bentuk aktualisasi nilai moderasi beragama.
3. Komitmen Kebangsaan: Disebut moderat bilamana juga mencintai bangsa negara dengan filosofi Pancasila yang diletakkan oleh founding father kita. Bangsa ini terbentuk karena keragaman, perjuangan mendapatkan kemerdwkaan juga dilakukan semua suku, semua strata, semua agama. Maka berkomitemn untuk menjaga negara yang harmoni adalah sikap moderat.
4. Akomodatif Budaya lokal: Moderat bilamana mempunyai sikap menghargai, melestarikan budaya lokal. Budaya lokal merupakan bentuk karya cita warisan loal yang beragam di berbagai daerah, suku ataupun agama dan kepercayaan. Bila tidak setuju wujudkan minimal dengan diam bukan malah merecoki atau membuat kerusuhan.
Urgensi di Penghujung Tahun
Refleksi Spiritualitas:Â
Akhir tahun sering menjadi momen introspeksi, di mana individu dan komunitas mengevaluasi perjalanan spiritual mereka dan memperbaiki hubungan sosial.
1. Pencegahan Polarisai: Menjelang pergantian tahun, sering kali muncul ketegangan terkait tradisi atau perayaan tertentu. Moderasi beragama dapat mencegah potensi konflik dengan mengedepankan rasa saling menghargai.