Mohon tunggu...
Zetty Azizatun Nimah
Zetty Azizatun Nimah Mohon Tunggu... Guru - Guru Madrasah_Guru ngaji_Dosen_Instruktur

Hobi membaca dan menulis, travelling, mengajar, bercerita, melakukan sesuatu yang baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hal Yang Wajib Dipersiapkan Sebelum Anak Masuk Pesantren

12 Desember 2024   23:39 Diperbarui: 12 Desember 2024   23:41 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Santri Mengaji (Dok. PP.Ulul Albab)

Istilah pesantren berasal dari kata "santri," yang berarti orang yang belajar ilmu agama, dengan imbuhan "pe-" dan "-an" yang menunjukkan tempat. Dalam bahasa Jawa, kata santri sering dikaitkan dengan tradisi pembelajaran agama Islam. Sering pesantren menjadi sorotan sebagai lembaga yang tradisional jauh dari kesan modern, tempat yang tidak bersih, banyak pembullyan, kurikulum yang ketinggalan zaman. Kesan yang tidak baik ini terpatahkan dengan semakin banyaknya pondok pesantren yang dikelola dengan sistem modern, dengan kurikulum terintegrasi, selain ilmu ciri khas keagamaan mengunggulkan ilmu sains, ilmu terapan, ilmu kebahasaan yang tidak kalah hebat dengan lembaga-lembaga selain pesantren. Pesantren telah memainkan peran penting dalam pembentukan budaya Islam di Indonesia, menjadi tempat lahirnya ulama dan tokoh agama yang berkontribusi bagi masyarakat. Selain itu, pesantren juga berkembang menjadi lembaga pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan zaman, seperti pesantren modern dengan kurikulum berbasis teknologi dan pendidikan global.

Pesantren sendiri sebagai lembaga yang menenamkan nilai agama mempunyai 5 unsur untuk bisa disebut sebagai pesantren. 1) Kyai, sebagai pengasuh atau tokoh pimpinan tertinggi dari pondok pesantren yang merupakan sosok kharismatik yang menjadi panutan seluruh santri. 2) Santri, adalah peserta didik yang belajar di pesantren dan menempati asrama atau pemondokan. 3) Asrama, pesantren menyediakan tempat mukim atau pemondokan bagi para santri untuk bermukim, sehingga kegiatan pembelajaran pesantren dari bangun tidur sampai tidur lagi terjadwal dan diikuti semua santri. 4) Masjid, adalah pusat kegiatan keagamaan di pesantren menjadi simbol keberkahan dan sentral kehidupan spiritual santri di pesantren. 5) Kitab turos, atau kajian kitab-kitab klasik sebagai rujukan pembelajaran. Semua kitab turos menggunakan Bahasa Arab, untuk itu pembelajaran awal yang harus dikuasai para santri adalah ilmu alat untuk bisa membaca kitab yaitu Ilmu Nahwu dan Ilmu Shorof. Setelah ilmu dasar ini dikuasai maka pembelajaran naik ke level yang lebih tinggi yaitu pengkajian kitab-kitab klasik yang terdiri dari ilmu Fiqih, Ushul Fiqih, Aqidah, Akhlak, al Qur'an, Hadis, tafsir, tasawuf, tarikh. Selain ciri kitab turos, banyak pesantren yang memang khusus mengkaji Al Qur'an dan menghafalnya atau pesaantren tahfidz. Metode pembelajaran yang digunakan adalah sorogan (private), bandongan (kelompok).

Pesantren menjadi lembaga Pendidikan yang bisa mencetak santri mandiri berdikari, mempunyai kemampuan daya bertahan atau survive dalam kehidupan, jiwa kompetitif, terbentuk karakter interpreneurship dan mampu beradaptasi dengan berbagai lingkungan dan perubahan, karena nilai-nilai tersebut menjadi pembiasaan dalam kehidupan sehari hari di pesantren. Karakter mandiri dan berdikari, karena anak jauh dari orang tua maka diharuskan untuk mandiri. Kemampuan survive, bertahan dengan terus mengupayakan anak bisa krasan di pondok dengan berbagai serba-serbinya. Kompetitif, beberapa program yang diterapkan pesantren membentuk anak untuk mau berkompetisi seperti kegiatan, lomba, muhadhoroh, kegiatan akhirussanah yang berusaha menampilkan yang terbaik kepada orang tua. Karakter interpreneur, santri dilath untuk bisa menjalankan ekonomi dalam skala kecil, seperri menjalankan kantin, koperasi pesantren, mengatur pembukuan.

Mempersiapkan anak masuk pesantren membutuhkan perencanaan matang agar mereka siap secara mental, fisik, dan spiritual. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:

1. Persiapan Mental

  • Berkomunikasi Secara Terbuka: Diskusikan alasan masuk pesantren, kelebihan, dan tantangan yang mungkin dihadapi. Pastikan anak memahami manfaatnya.
  • Berikan Gambaran Kehidupan Pesantren: Ceritakan bagaimana aktivitas sehari-hari di pesantren, seperti waktu belajar, ibadah, hingga kegiatan ekstrakurikuler. Lebih lengkap lagi gambarannya bila anak dibawa ke berbagai pesantren untuk melihat secara langsung, membandingkan satu pesantren dengan pesantren lainnya utuk dijadikan referensi memantapkan hati dalam memilih pesantren.
  • Latihan Kemandirian: Ajarkan anak melakukan tugas-tugas sederhana sendiri, seperti mencuci pakaian, mengatur jadwal, dan menjaga kebersihan.

2. Persiapan Fisik

  • Kesehatan: Pastikan anak dalam kondisi sehat dengan melakukan pemeriksaan kesehatan. Lengkapi juga vaksinasi yang diperlukan.
  • Perlengkapan: Siapkan barang-barang yang dibutuhkan seperti pakaian sesuai aturan pesantren, alat ibadah, perlengkapan mandi, dan alat tulis.
  • Kondisi Tubuh: Biasakan anak tidur dan bangun lebih awal sesuai jadwal di pesantren.

3. Persiapan Spiritual

  • Pembiasaan Ibadah: Tingkatkan pembiasaan ibadah seperti shalat lima waktu, mengaji, dan doa harian.
  • Pengetahuan Dasar Islam: Pastikan anak memahami dasar-dasar agama, seperti rukun Islam, rukun iman, dan adab sehari-hari.

4. Pendekatan Emosional

  • Ciptakan Keterbukaan: Beri ruang untuk anak menyampaikan perasaan, kekhawatiran, atau harapan mereka.
  • Motivasi: Ceritakan pengalaman positif alumni pesantren atau kisah inspiratif dari tokoh Islam.
  • Jalin Hubungan Positif: Pastikan anak merasa didukung oleh keluarga dalam setiap tahap persiapan.
  • Jangan mengasumsikan pesantren negatif, misalkan : kalau kamu nakal ayah masukkan pesantren

5. Orientasi dan Adaptasi

  • Kunjungi Pesantren: Jika memungkinkan, ajak anak untuk melihat langsung pesantren agar mereka lebih mengenal lingkungan barunya.
  • Simulasi Kehidupan Pesantren: Praktikkan jadwal harian pesantren di rumah untuk membiasakan anak dengan pola tersebut.
  • Jadwalkan Komunikasi: Tentukan jadwal berkirim kabar selama anak di pesantren agar mereka tetap merasa dekat dengan keluarga.

6. Persiapan Administrasi

  • Pendaftaran: Lengkapi seluruh dokumen pendaftaran dan pelajari tata tertib pesantren.
  • Keuangan: Persiapkan biaya pendidikan dan uang saku secukupnya sesuai kebutuhan anak.

7. Doa dan Dukungan

  • Doa untuk Anak: Doakan anak agar selalu diberi kemudahan dan keberkahan dalam menuntut ilmu.
  • Dukungan Keluarga: Pastikan semua anggota keluarga memberi semangat positif kepada anak.
  • Keikhlasan orang tua untuk mempercayakan anak pada pesantren.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun