Kemajuan zaman tidak bisa dihindari, perbedaan antara satu generasi dengan generasi lainnya nampak menunjukkan kesenjangan. Generasi milennieal tentu pola hidupnya dalam meneropong hidup berbasis digital akan berbeda dengan generasi z atau dikenal dengan gen Z Â generasi yang lahir antara rentang waktu 1997 sampai 2012, merupakan generasi sosial pertama yang tumbuh dengan akses internet dan teknologi digital. Gen Z meskipun belum melek dan terampil digital, mereka sering disebut sebagai "digital native" atau generasi yang lahir dan tumbuh bersama dengan reformasi digital.Â
Adapun para pendidik, guru, ataupun dosen tentu berada pada generasi  sebelum generasi Z, yang jelas kompetensi digital, wawasan, pola berpikir  berbeda dengan gen Z. Pencerapan kemampuan digital generasi Z lebih cepat dibanding generasi melennial atau bahkan sebelumnya. Pembelajaran di kelas harus menyerasikan antara dua generasi yang berbeda, antara guru dan murid, antara dosen mahasiswa, sehingga model pembelajaran guru atau dosen yang dianggap membosankan, jadul, konvensional berubah menjadi pembelajaran yang menyenangkan sesuai style kecakapan mereka.
Mengimbangi kemampuan digital generasi Z, yang dikenal sangat terampil dalam memanfaatkan teknologi digital, memerlukan strategi yang mencakup pengembangan keterampilan, adaptasi, dan pembelajaran terus-menerus oleh generasi milenial. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu:
1. Tingkatkan Literasi Digital
Generasi milenial perlu meningkatkan pemahaman tentang teknologi digital modern untuk mengimbangi generasi Z yang cenderung lebih cepat beradaptasi.
- Pelajari tren teknologi terkini: Seperti kecerdasan buatan (AI), analitik data, blockchain, dan teknologi lainnya.
- Ikut serta dalam kursus online: Platform seperti Coursera, edX, atau Udemy menawarkan kursus digital untuk berbagai tingkat kemampuan.
2. Kuasai Alat Digital Modern
Generasi Z tumbuh dengan berbagai alat digital yang canggih, sehingga generasi milenial perlu membiasakan diri dengan perangkat dan aplikasi yang relevan.
- Produktivitas: Gunakan alat seperti Notion, Slack, atau Trello.
- Media Sosial: Pahami cara kerja algoritma platform seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts.
- Kreativitas: Pelajari software desain seperti Canva, Adobe Suite, atau platform editing video seperti CapCut.
3. Adaptif terhadap Perubahan Teknologi
- Fleksibilitas: Jangan ragu untuk mencoba teknologi baru meskipun terasa asing.
- Eksplorasi teknologi emerging: Misalnya, metaverse, virtual reality (VR), atau augmented reality (AR), yang mungkin lebih dikuasai generasi Z.
4. Jaringan dan Kolaborasi Antar Generasi
Generasi Z dapat menjadi mitra pembelajaran bagi milenial.
- Kolaborasi lintas generasi: Ajak mereka untuk bekerja sama dalam proyek yang membutuhkan keahlian digital.
- Belajar dari pengalaman mereka: Generasi Z sering memiliki cara baru dalam menyelesaikan masalah dengan teknologi.
5. Bangun Kebiasaan Pembelajaran Seumur Hidup
Generasi milenial perlu terus memperbarui kemampuan mereka.
- Ikuti perkembangan digital: Lewat media seperti blog teknologi, podcast, atau video edukasi.
- Gabung komunitas teknologi: Grup di LinkedIn, Discord, atau forum online dapat menjadi sumber informasi berharga.
6. Berani Berinovasi
Generasi Z cenderung kreatif dan terbuka terhadap ide-ide baru. Untuk bersaing:
- Asah kreativitas: Eksperimen dengan cara-cara baru untuk memanfaatkan teknologi dalam pekerjaan atau hobi.
- Berani mengambil risiko: Cobalah teknologi atau strategi baru meskipun belum sepenuhnya nyaman.
7. Perhatikan Keseimbangan Digital
Generasi milenial sering menghadapi tantangan mengimbangi teknologi sambil tetap menjaga keseimbangan hidup. Untuk itu:
- Tetap produktif: Gunakan teknologi untuk mendukung pekerjaan, bukan membebani.
- Jaga kesehatan mental: Hindari penggunaan berlebihan dari teknologi yang dapat mempengaruhi kesejahteraan.
Dengan komitmen untuk terus belajar, beradaptasi, dan berkolaborasi, generasi milenial dapat dengan mudah mengimbangi kemampuan digital generasi Z, sekaligus memanfaatkan pengalaman dan kedewasaan mereka sebagai keunggulan kompetitif.
Wallahu A'lam Bissawab