Mohon tunggu...
Rifqi Zet
Rifqi Zet Mohon Tunggu... -

mahasiswa luntang-lantung teu puguh tujuan!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Duka Masih Tetap Bersamamu

4 Februari 2012   19:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:03 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudah Jatuh Tertimpa tangga- Itulah mungkin kalimat yang saat ini sangat mewakili seluruh perasaanmu.Kawanku yang malang,beberapa hari ini tangis selalu membasahi pipi meronamu,seakan hari tak luput dari hujan.Kau pun semakin menyatu dengan setiap geliasah hari yang mendung.Kisah cintamu yang kau tulis berhari-hari berada pada ketidakjelasan.Kesalahfahaman dan keegoisan manusia kembali harus membawamu terpuruk meratapi setiap prilaku yang kau lakukan.Keegoisan tlah kalahkan hati nurani terdalamnya.Ketidakpercayaan satu sama lain menjadi penyebab dan pemicu kemuraman ini.

Kepadaku Kau ceritakan manusia yang fana,kepadaku kau adukan ketidaksukaanmu kepadanya.Kau ceritakan kepadaku ketakutanmu,kegelisahanmu,keberadaanmu.Perasaanmu tercabik sikap yang kini tak lagi masuk akal.Seakan semua berubah begitu saja.Tapi,ternyata kini kau ceritakan kembali keterkurunganmu dalam penjara ilusi menyakitnya.Kebebasanmu telah hilang sedikit demi sedikit dirampas mahluk yang menurutku lebih kejam dari manusia yang kejam.Oh,malangnya nasibmu.Hubunganmu diambang ketidakpastian.Akankah cerita berakhir dengan bahagia?Ketika kau terbebas dari sangkar yang meringkus dan mengurungmu jauh terpisah dari harapan yang kau ucapkan dahulu.Ataukah kau mungkin bahagia karena kisah cintamu berlanjut hingga suatu hari kau menimang sejarah cintamu yang bercahaya dan kekasihmu sudah menjadi seperti yang kau harapkan?Aku belum tahu pasti!Karena tuhan sedang menjalankan rencana-rencana yang tak kita ketahui.

Teriak kekecewaanmu meluluhkan hatiku,melemahkan setiap jiwa-jiwa yang mendengar.Tangismu tetahan,nafasmu tersengal terpotong-potong.Aku semakin tak berdaya,semakin tak mengerti apa gerangan yang dinamakan cinta dan kasih sayang jika akhirnya harus seperti yang kusaksikan saat ini.Ataukah cerita ini belum berakhir?.Cincin itu dua hari yang lalu kau lepaskan setelah kau menangis dihadapanku.Dan kini kau lepas kembali,kau mungkin akan melemparkannya jika tak kuambil lebih dahulu.Oh sahabat baruku,sudah seperti inikah hidupmu?

Sudahlah,ini hidup.Hidup memang segalanya tak bias kita prediksi.kita hanya bias menerka apa yang akan terjadi,tetapi ternyata pada akhirnya kadang tak seperti yang kita harapkan.Semalam kulihat kau berjalan menuju gontai.langkahmu seperti ketika aku tak dapat menapaki bumi.Kau ambil air wudhu untuk kemudian kau bersembahyang.Setidaknya itu bias membuatmu sedikit tenang.Aku percaya,jiwamu tak selemah ragamu.

Ruangan belakang menjadi pilihanmu untuk shalat,untuk menenangkan diri dari kesemerawutan kisah cintamu.Kau rupanya betah dengan dinginnya malam diruangan itu.Kusapa kau dengan sapaan basa-basiku,ya seperti memang tak ada artinya,tapi mungkin akan membantumu mengalihkan pikiranmu.Kutawarkan kepadamu sebuah film lucu yang akan membuatmu tertawa-tawa.Ya,lalu kutemani kau menontonnya hingga selesai.Siasatku berhasil.Tak ada lagi tangis airmatamu hingga kau terlelap tidur disampingku.Aku lantas meninggalkan dirimu,membiarkanmu menikmati tenangnya dini hari sendiri.Mimpimu mungkin akan membuatmu semakin dalam kau terlelap.

Tak disangka memang manusia hidup penuh dengan berbagai ujian,kesenangan,kesedihan,tawa dan air mata selalu saja ada.Dan kini aku iba pada nasibmu yang terus digilas kesedihan-kesedihan itu.Air matamu tidak cukup mengalir malam tadi,kini kaupun terpaksa harus kembali menangis keras.Saudara kecilmu,Sepupumu,orang yang kau dahulu bersamamu bermain bersama.Kini harus pergi lebih dulu meninggalkan segala jejak dunianya.Meninggalkanmu di dunia yang fana.Di dunia tempatkau lakukan segalanya,didunia yang dahulu kau dengan sepupumu berkisah,Menjalani persaudaraan yang dekat.Sepupumu harus rela,begitu juga kau yang ditinggalkan.Itu kutahu setelah kubuka pesan di ponselmu.

Tidurmu masih lelap,kulihat kau tertidur pulas menikmati setiap cerita di mimpimu.Selimut yang semalam kuselimutkan masih menyelimuti tubuhmu.Kubangunkan kau dan kuyakinkan dirinya sadar.Aku memang tak bisa melarang kau menangis,menangislah sesukamu.Itu hak manusiawimu.Aku hanya bias menamanimu dalam rundungan dukamu.Sejadi-jadinya kau menangis,meluapkan kerinduanmu kepada sepupu dekatmu yang ruh nya mungkin sedang melihatmu.Mengawasimu,memelukmu.Oh nasibmu kawan,harus sepahit inikah?Hidup memang penuh derita,tapi dengan hidup kau temukan bahagia.Kuucapkan kalimah bela sungkawa dihatiku.Menenangkannya.Dan harus kubantu kau melaluinya dengan tegar.

Kuantarkan kau pagi ini menuju tempat terdekat menuju rumah duka sepupumu.Aku hanya bisa membantumu sampai disini.Karena kau akhirnya harus pergi dengan orang yang kau kabari tadi.Orang yang diminta orang tuamu menemanimu pulang.Kubiarkan saja meski aku bisa mengantarmu lebih cepat.Ini bukan masalahku.Ini bukan wilayahku.Kuucapkan dua kata saja di penghujung pertemuan kita tadi pagi.yang sabar!Memang tak berarti ketika aku yang mengucapkannya.Tapi mungkin akan sedikit membuatmu tahu bahwa sahabatmu tak pernah meninggalkanmu.Semoga ini bisa menjadi pelajaran berharga.Semoga dengan semua ini kau menjadi hamba yang benar-benar teruji,seperti kehendak tuhan dalam Al-Mulk.

Bandung Barat,4 Februari 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun