Mohon tunggu...
Rifqi Zet
Rifqi Zet Mohon Tunggu... -

mahasiswa luntang-lantung teu puguh tujuan!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Renungan Kerinduan

28 Januari 2012   07:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:21 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lama sudah aku termenung,hingga tak kusadari berapa kali jantung berdetak.Tak jua kusadari berapa banyak udara yang ku hisap ketika aku bernafas.Aku berada pada satu titik yang tak berruang,tanpa kesadaran yang seharusnya.Dan pada saat itulah betapa ratapan itu kian terdengar jelas dibalik kesunyian malam yang menenggelamkan manusia dalam setiap mimpi mereka.

Tiba-tiba Lamunanku terbuyarkan.Angin menghempas dedaun hijau dibelakang rumah yang kutinggali.Pintu terbanting menghadirkan kegaduhan.Sekali lagi aku terkagetkan dengan kenyataan yang sedang aku alami.Betapa resah jiwa kecil ini.Betapa gelisah hati ini mengingat keberadaanku yang kini tak lagi bias merasakan getar,detak dan desah nafasnya.Ya,kini kita terpaksa harus berada pada satu kenyataan yang mengharukan.

Seketika senyum manis dan renyah tawamu kuingat,wajah ayu nan meronamu tlah kembali menenggelamkanku pada lamunan-lamunan yang semakin mendalam.Kuingat lagi apa yang tlah kita lalui bersama.Kuingat kembali semua kenyataan yang membawa kita menikmati indah dunia dan rasa yang telah tercipta.

Aku mulai menggerakkan bibirku sedikit melebar.Tersenyum mengingat keindahan yang tlah kita ciptakan.Tlah kita sama-sama rasakan kala kita masih bersama,seminggu yang lalu.Sebulan yang lalu.Namun malam tetap tak berubah.Malam tetap dingin,menghempas semangatku.Malam tetap sepi.Malam tetap menyiksa dengan memaksaku sendiri tanpa kau hadir menemani.

Jauh kita kini,raga kita semakin menjauh.Dipaksa ketidakpastian kehidupan.Namun satu semangatku.Sejauh apapun kita terlempar.Jiwa kita kan tetap pada satu harapan.Kebersamaan.Kerinduan dan rasa sayang yang tak lagi diragukan.Ini tetaplah menjadi pengingat ketika gegundah jiwa datang.Kau tetap hadir menemaniku disetiap malam-malam sunyi.Merebahkanku di atas hamparan kebahagiaan kehidupan.Dan Kau akan tetap kusayang.

Rindu selalu untukmu!

Sunyi Padalarang,27 Januari 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun