Mohon tunggu...
Za'imatun Nisa
Za'imatun Nisa Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

English teacher\r\nsebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Untuk Apa Kita Sekolah..?

11 Mei 2012   07:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:27 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

I

bu kita sering berkata kepada kita,’’ Nak, kalau sudah besar kamu harus jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) biar hidup kita tidak susah terus seperti ini, supaya kamu tidak banting tulang siang dan malam seperti bapak ibumu ini. Lihatlah tetangga kita yang jadi pegawai itu hidupnya enak, dihargai orang, dan selalu berkecukupan. Bandingkan dengan kita yang selalu bertumpuk hutang dan dipandang sebelah mata dimasyarakat,m aka dari itu contohlah dia nak’’!.Sementara itu di keluarga lain seorang ibu berkata,’’Buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau setelah lulus menjadi pengangguran, di zaman sekarang sudah banyak menteri, sudah banyak guru, sudah banyak dokter. Lebih baik uang untuk biaya sekolah digunakan untuk usaha.”

Sadar atau tidak, opini masyarakat yang terbangun mengenai dunia pendidikan (sekolah) seperti yang diilustrasikan di atas. Masyarakat menilai bahwa salah satu tolok ukur keberhasilan seseorang bersekolah adalah sejauh mana dia mampu membawa dirinya pada status sosial yang tinggi di masyarakat. Indikasinya adalah apakah seseorang itu bekerja dengan berpenampilan elegan (berdasi dan membawa tas kantor) atau tidak, dan apakah seseorang tersebut bisa kaya dengan pekerjaannya? Kalau seseorang yang telah menempuh jenjang pendidikan (SLTA, D1, D2, D3, S1) lulus dan setelah itu menganggur maka dia telah gagal bersekolah. Hal semacam inilah yang sering ditemui di masyarakat kita.

Banyak opini masyarakat tentang dunia pendidikan (sekolah), banyak yang pro dan kontra. Tetapi melihat ilustrasi diatas kita dapat menyimpulkan keprihatinan kita terhadap opini masyarakat yang salah dalam memandang dunia pendidikan secara utuh. Apakah kesalahan tersebut berasal dari masyarakat atau dari pihak dunia pendidikannya? kalau dari masyarakat mengapa mereka masih belum sadar tentang dunia pendidikan? kalau dari dunia pendidikan, mengapa dunia pendidikan belum bisa memberikan pengaruh pencerahan di tingkatan masyarakat, lantas apa yang selama ini dilakukan oleh dunia pendidikan kita?

Jelasnya pendidikan (sekolah) bukan semata-mata suatu proses untuk mempersiapkan manusia-manusia penghuni pabrik, berpenampilan elegan apalagi hanya sebatas regenerasi pegawai negeri sipil (PNS), tetapi lebih dari itu adalah pendidikan merupakan upaya bagaimana memanusiakan manusia. Tentunya proses tersebut bukan hal yang sederhana butuh komitmen yang kuat dari setiap komponen pendidikan khususnya pemerintah bagaimana memposisikan pendidikan sebagai inventasi jangka panjang dengan produk manusia-manusia masa depan yang handal, kritis dan bertanggung jawab.

Dari beberapa penjelasan diatas, kita bisa merenung tentang hakekat dan makna pendidikan yang idealnya lebih diartikan positif. . Bahwa pendidikan itu adalah proses untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Dan juga proses untuk mendewasakan diri. Mari rubah pola pikir bahwa sekolah itu tidak hanya mencari ijazah, tetapi lebih pada penanaman nilai-nilai kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun