Mohon tunggu...
M. Fauzan Zenrif
M. Fauzan Zenrif Mohon Tunggu... Dosen - Zenrif

Hidup Itu Belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenangan Itu Muncul Saat Hari Raya (1)

2 Mei 2023   09:53 Diperbarui: 2 Mei 2023   10:06 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Generasi Kedua Keluarga Bani As'ad Isma'il Ganjaran

Entah sudah berapa tahun yang lalu foto kenangan ini diambil. Saya juga tidak terlalu ingat siapa yang mengambil foto itu. Tapi, saya masih ingat semua orang yang ada dalam foto. KH. Alimuddin (kiri) adalah putra bungsu KH. As'ad Isma'il, pendiri Pondok Pesantren Miftahul Ulum - Raudlatul Ulum IV. Beliau saat ini adalah Ketua Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum.

Beliau adalah pengasuh yang memiliki tarekat memberi untuk tidak mengambil apapun. Banyak sekali kenangan hidup bersama Beliau waktu muda. Kenangan yang indah dan terkadang lucu. Kenangan indah hidup bersama Beliau memberikan inspirasi hidup yang lebih baik dan menjadi "influencer" kehidupan dan membentuk sebagian puzzle kepribadian saya. 

Dokpri
Dokpri

Suasana Pesantren Miftahul Ulum - RU IV Ganjaran

Salah satu kenangan akademik yang sangat tergambar dalam benak adalah Beliau suka belajar Bahasa Inggris. Saya terpengaruh oleh kesukaan Beliau dan saya ikut Kursus Bahasa Inggris pada guru bahasa Inggris Beliau, Bapak Nasih, Penjalinan. Kemudian, saat Beliau membantu saya mengkoreksi tulisan Paper Kelas 3 Aliyah. Paper saya saat itu berjudul "PEMILU." Beliau membaca dan kemudian mengkoreksi dan memberikan saran perbaikan. Setelah lulus dari MARU Ganjaran, saya melanjutkan pada Jurusan Tadris Bahasa Inggris di IAIN Sunan Ampel di Malang.

Pengaruh yang terus membantu saya menyukai literatur bahasa Inggris. Saat saya sekitar semester 3,  Beliau menulis Skripsi tentang Hadits juga memberikan pengalaman akademik yang cukup berkesan dalam pengembangan akademik saya berikutnya. Tampaknya itu juga yang memberikan kesan akademik pada saya untuk kemudian mempengaruhi pilihan saya memilih Tafsir Hadits di IAIN Aluddin Ujungpandang, sekarang UIN Alauddin Makassar. Saya menulis Thesis tentang Kepemimpinan Keluarga dalam Hadits.

Kenangan lucu bersama Beliau juga banyak. Yang paling berkesan sifat penakut Beliau pada hantu. Hantu dalam kehidupan masyarakat desa, setidaknya saat itu yang saya tahu di desa Ganjaran dimana kami hidup bersama keluarga, merupakan "mitos" yang realistik. Saya tidak tahu apa sebutannya dalam istilah antropologi. Yang saya sadari bahwa hantu yang ada dalam cerita-cerita "fiksi" masyarakat desa itu, "benar-benar" ada dalam kehidupan kami saat itu. Sekalipun saya tidak melihatnya secara langsung, tapi saya merasakan bagaimana ketakutan itu benar-benar dirasakan. 

Pada suatu malam, Alimuddin muda tidur bersama saya dan Akhyari di rumah di sebelah Utara Pondok Mifathul Ulum. Sebelum kami tidur, kami bercerita tentang berbagai kejadian yang didengar dari masyarakat sekitar tentang seseorang yang meninggal dan menjadi hantu... ntah bagaimana kami bisa perca sepenuhnya tentang semua cerita itu. Sebagian orang, kata Akhyari, bercerita bahwa KH. Muhsin, Ketua Takmir Masjid al-Syafi'iyah yang dikenal sangat istiqamah menjaga waktu shalat, didatangi hantu orang itu (saya tidak ingin menyebutkan namanya, ndak boleh). 

Dalam cerita masyarakat, hantu itu datang pada Mbah KH. Muhsin dengan wajah yang menakutkan. Mbah Muhsin, begitu panggilan akrab KH. Muhsin Bukhori, tidak takut sama sekali. Bahkan, Beliau kemudian mendatangi hantu itu dengan membawa sapu lidi dan memukulnya sambil membaca ayat kursi. Ayat al-Qur'an yang dalam keyakinan masyarakat bisa mengusir hantu. 

Dokpri
Dokpri

Masjid al-Syafi'iyah Ganjaran Gondanglegi

Banyak cerita lain yang menakutkan yang kami dengar dari masyarakat. Hantu itu mengambil makanan di dapur dan menghambur-hamburkan di lantai. Hantu itu mendatangi banyak orang yang akan pergi ke masjid. Dan banyak lagi cerita-cerita menakutkan. Karena sudah larut malam, kami sudah mengantuk parah. 

Tapi, Alimuddin muda saat itu tidak memperbolehkan semua lampu dimatikan. "Semua tetap dinyalakan," perintah Beliau pada Akhyari. Sambil berkata begitu, Beliau langsung masuk kamar paling belakang, kamar dimana Beliau biasa tidur. Namun tidak berselang beberapa lama, Beliau lari ke luar dan berteriak-teriak.. "ini dia datang memelukku ..." katanya lari keluar kamar sambil membawa selimut yang tadinya digunakan untuk menutupi seluruh tubuhnya... Kami secara otomatis tertawa terbahak-bahak, karena kami belum terlelap sedikit pun... hehehehe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun