Pada selasa, 26 Mei 2015, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Atma Jaya Yogyakarta, mengadakan kuliah bersama mata kuliah jurnalisme online dan media masa penyiaran. Kuliah diadakan di ruang auditorium lantai 4 gedung bunda teresa melalui jejaring sosial skype. Dalam, kuliah yang diadakan kurang lebih selama dua jam, membahas tema mengenai media building. Pembicara dalam kuliah kali ini adalah bapak Naratama yang bekerja untuk Voice Of America (VOA).
Dalam pembahasan mengenai media building, bapak Naratama mengungkapkan bahwa dalam media saat ini, perusahaan yang memiliki konten terbanyak dalam siarannya merupakan pemenang atau penguasa dari media. Konten sendiri merupakan salah satu produk digital. Dalam kontent, setidaknya terdapat tiga hal penting. Pertama media perlu mengetahui what do people need to watch, kedua what do people want to watch, ketiga what do people need and want to see. Sebagai contoh dalam tayangan X-Factor, yang ingin penonton layar televisi lihat pertama kali adalah kontestan (penyanyi), juri dan pertunjukan akrobat. Selanjutnya adalah penonton dalam studio yang di shoot jarak dekat (close-up) untuk menangkap ekspresinya. Mengapa penonton penting untuk dilihat? Jawabannya ada pada ekspresi dari penonton itu sendiri ketika mendengarkan lagu yang dibawakan peserta. Ketika lagu yang dibawakan bertempo lambat dan sedih, penonton dapat menunjukkan ekspresinya melalui air mata. Hal tersebut dapat mempengaruhi penonton dilayar kaca. ketika kedua elemen diatas sudah komplit maka dapat dikatakan siaran tersebut memenuhi konten yang ada.
Selain itu juga, Naratama menambahkan dalam perkembangan media seperti sekarang ini, bagaimana membuat tayangan di sosmed. Langkah pertama adalah dengan bagaimana membuat tayangan digital dalam satu menit. Hal yang dibutuhkan adalah wartawan memerlukan puching line atau kata-kata yang bersifat to the point. Contohnya "ISIS baru saja memenggal kepala ......" . selanjutnya calon membuat tayangan perlu membedakan antara people need to see dan people want to see. Ketiga adalah membuat skrip. Keempat adalah membuat clief hanger atau sebuah adegan atau cuplikan atau potongan gambar yang menggantung. Fungsinya adalah menahan penonton untuk tetap tinggal di channel anda. Terakhir, dan yang paling penting adalah wartawan menyiapkan 5-10 detik pertama. Artinya calon pembuat tayangan harus memperhatikan hal yang memotivator dan inspiratif.
Terakhir dalam pembahasananya bapak Naratama memberikan masukan mengenai bagaimana media jurnalis saat ini berkembang menjadi digital jurnalis. Pertama ialah melalui berita yang actual, kedua berita harus memiliki fact finding.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H