Dalam situasi konflik seperti yang terjadi di Papua dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM), peran tenaga kesehatan, khususnya dokter militer, menjadi salah satu kunci dalam mendukung operasi militer sekaligus menjaga nilai-nilai kemanusiaan. Mereka tidak hanya berfungsi sebagai penyedia layanan medis, tetapi juga sebagai penjaga integritas kemanusiaan di tengah konflik bersenjata.
Dualitas Peran Dokter Militer
Dokter militer memiliki tanggung jawab yang unik, yakni melayani kebutuhan kesehatan personel militer sekaligus memastikan bantuan medis tetap menjangkau masyarakat sipil di wilayah konflik. Dalam konteks Papua, dokter militer sering kali menghadapi tantangan berat karena harus bekerja di wilayah terpencil dengan infrastruktur terbatas, medan yang sulit, dan ancaman keamanan.
Sebagai bagian dari tugas mereka, dokter militer:
1. Merawat Personel Militer
Dalam operasi militer, dokter bertugas merawat anggota militer yang terluka akibat bentrokan. Mereka sering kali bekerja di bawah tekanan waktu dan kondisi minim, seperti di posko darurat atau rumah sakit lapangan.
2. Memberikan Bantuan Kemanusiaan
Selain mendukung pasukan, dokter militer juga berperan dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat sipil yang terdampak konflik. Misalnya, mereka memberikan imunisasi, pengobatan penyakit endemik, hingga menangani trauma akibat konflik.
3. Membangun Kepercayaan dengan Masyarakat Lokal
Keberadaan dokter militer di Papua tidak hanya soal kesehatan, tetapi juga membangun hubungan baik antara TNI dan masyarakat. Melalui program kesehatan, mereka membantu menciptakan rasa aman dan kepercayaan di tengah ketegangan konflik.
Tantangan yang Dihadapi
Meski peran mereka sangat penting, dokter militer sering menghadapi tantangan yang kompleks:
Ancaman Keamanan: Di wilayah konflik seperti Papua, dokter militer tidak jarang menjadi sasaran serangan kelompok bersenjata.