Seiring berkembangnya zaman, tingkat mobilisasi masyarakat semakin tinggi. Berbagai kebutuhan penunjang kehidupan mulai banyak yang di digitalisasi demi mengimbangi kebutuhan masyarakat. Media-media penunjang pendidikan pun tak luput dari perubahan tersebut, mulai dari penunjang pendidikan anak tingkat TK hingga tingkat universitas. Hal tersebut membuat orang tua harus bekerja ekstra, karena selain belajar media-media digital untuk diri sendiri, orang tua pun harus mendampingi anak-anak mereka agar tidak terjadi penyalahgunaan dalam penggunaan media digital.
Peran orang tua dalam mendampingi anak
      selain karena tuntutan jaman, pandemi yang sedang terjadi saat ini pun berperan besar membuat proses digitalisasi semakin gencar dilakukan di berbagai sektor. Hal ini menjadi sebuah keharusan karena barbagai aktivitas harus tetap berjalan namun kegiatan tatap muka harus diminimalisir, sehingga tidak ada jalan lain selain membuat berbagai aktifitas tersebut menjadi digital. Salah satu kegiatan tersebut adalah sekolah, anak-anak sekarang melakukan pembelajaran jarak jauh secara virtual. Seluruh kegiatan menjadi digital termasuk baca dan tulis menggunakan media elektronik dan internet. Seperti kita tahu, internet merupakan media yang tidak memiliki batasan. siapa pun, kapan pun dan dimana pun dapat mengaksesnya secara bebas.
   Anak-anak saat ini jadi memiliki akses yang sangat luas terhadap berbagai informasi karena tak jarang dengan berbagai pertimbangan orang tua memberikan fasilitas terhadap anak mereka. Namun, dengan keputusan tersebut orang tua tidak boleh melepas pengawasanya dengan tidak mendampingi anak secara bijak, menemani serta memfilter informasi yang anak dapatkan. pendampingan orang tua dapat berpengaruh baik terhadap penggunaan serta meminimalisir penyalahgunaan anak terhadap media elektronik yang mereka gunakan.
- Antara hiburan dan Pendidikan Â
  tidak dapat dipungkiri sebagai orang dewasa pun terkadang kita menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain game atau mengobrol dengan teman dimedia sosial hingga melupakan tugas dan kewajiban untuk belajar. Ketika melihat aplikasi game dan aplikasi belajar rasanya lebih menarik aplikasi game bukan?. Begitupun dengan anak-anak dibawah umur yang bahkan mereka belum mengerti akan tanggung jawab mereka. saat ini belajar dan mengakses hiburan dilakukan dalam satu perangkat yang sama sehingga persentasi ke khusu-an kita menjadi kecil karena ketika kita belajar lalu melihat notifikasi pesan masuk seringkali kita memilihi untuk membuka pesan tersebut daripada mengabaikanya.
   Begitulah mengapa digitalisasi literasi baca tulis dapat dikatan menjadi pedang bermata dua. jika penggunanya mendapat pendampingan serta memiliki rasa  tanggung jawab maka media digital dapat sangat membantu. Namun, jika tidak ada pendampingan dan pengawasan dari orang tua terhadap anak dalam penggunaan media digital justru membuat anak terjerumus ke dampat negatif dari media digital tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H