Term produktif merupakan term aktif yang biasa digunakan dalam diksi ilmu ilmu sosial terkhusus ekonomi. Produktif seringkali berhubungan dengan hasil baik, secara kualitas maupun kuantitas. Dalam KBBI produktif bermakna "menghasilkan sesuatu" yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.Â
Dalam implementasinya produktif seringkali berhubungan dengan karya. Bahkan beberapa literatur menyebutkan bahwa produktifitas seorang manusia terlebih kaum muda akan berbanding lurus dengan keahlian yang ia miliki. Namun secara sederhana esensi yang ada pada istilah produktif adalah kegiatan/aktifitas yang akan bermanfaat bagi orang banyak.
Seberapa penting menjadi Pemuda Produktif?Â
Dalam istilah lain, produktif juga dapat diistilahkan dengan amal-amal soleh. Yaitu amal kebaikan yang akan membawa perubahan perubahan pada stuktur masyarakat baik secara kualitas maupun kuantitas.Â
Selanjutnya dalam literatur keislaman sebut saja dalam al-Quran dan Hadis yang secara langsung maupun tidak menuntut orang untuk produktif. Semisal Qur'an dalam surat Al-Ashr ayat 1-3, pada ayat ini Allah memberikan peringatan teags agar senantiasa memperhatikan waktu.Â
Qs Al-Hasyr ayat 18-19 yang mengingatkan agar memperhatikan/memenej hari esok yang lebih baik lagi. Selain itu dalam beberapa hadis, Rasulullah mengajarkan kita agar senantiasa produktif dalam menjalani hidup. Diantara hadisnya dapat kita perhatikan dibawah ini:
Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, Hidupmu sebelum datang kematianmu" (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya)
Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak dari tempat hisabnya pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai empat hal: (1) umurnya, untuk apakah ia habiskan, (2) jasadnya, untuk apakah ia gunakan, (3) ilmunya, apakah telah ia amalkan, (4) hartanya, dari mana ia peroleh dan dalam hal apa ia belanjakan" (HR Ibnu Hibban dan at-Tirmidzi).
Ada tujuh golongan yang akan Allah naungi di Naungan-Nya pada Hari ketika tidak ada naungan kecuali Naungan-Nya; seorang pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah Yang Maha Kuasa dan Agung, seorang pria yang hatinya melekat pada masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, seseorang yang diajak berzina oleh wanita cantik dan berposisi tinggi tetapi dia menolak dan mengatakan: 'Saya takut kepada Allah', seseorang yang memberi amal dan menyembunyikannya, hingga tangan kirinya pun tidak tahu apa yang diberikan tangan kanannya dalam amal; dan seseorang yang berzikir kepada Allah dalam kesendirian hingga meneteskan air mata."
Ayat dan hadis diatas secara tegas menuntut manusia khususnya kaum muda agar memanfaatkan / memprodktifkan baik usianya, hartanya maupun ilmunya.Â
Ketiga aspek inilah yang harus dicapai oleh seorang pemuda. bahkan dalam hadis lain Rosululloh bersabda "al mu'minul qowiyyu khoiru wa ahabbu ilallah minal mu'minidh dho'if" artinya, mumin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai daripda mumin yang lemah. Beberapa ulama mentahrij makna "kowiyyu" pada hadis tersebut bisa bermakna kuat dalam hal duniawi maupun ukhrawi, materi maupun immateri.Â