Mohon tunggu...
ZEN
ZEN Mohon Tunggu... -

netizen yang out of box

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pergeseran Daerah Kenikmatan Manusia

12 Februari 2011   04:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:41 1837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dipungut dari google

Apa yang terlintas di benak anda begitu mendengar kata "nikmat"? Kebanyakan orang mungkin langsung teringat dengan beberapa jenis makanan favoritnya, ada yang mungkin terbayang dengan beberapa aktivitas yang mendatangkan kenikmatan, dan sebagian lagi mungkin tidak peduli dengan pertanyaan ini dan justru fokus pada kata "daerah kenikmatan" yang ada pada judul tulisan ini, he..he..

[caption id="" align="aligncenter" width="317" caption="gambar dipungut dari google"][/caption]

Rasa nikmat adalah anugrah tak terhingga dari Tuhan dan sudah mulai dirasakan manusia bahkan sejak lahir. Hanya saja daerah-daerah yang dominan merasakan kenikmatan ini berubah seiring perkembangan manusia. Setidaknya itulah yang diutarakan oleh Sigmund Freud, seorang dokter berkebangsaan Austria yang kemudian tertarik mempelajari bidang psikologi. Freud membagi fase-fase perkembangan didasarkan atas perkembangan rasa kenikmatan (libido seksualitas dalam arti luas) yang dominan dialami oleh manusia. Adapun fase-fase tersebut antara lain sebagai berikut :

a). Fase Oral (mulut), dialami orang sejak umur 0-1 tahun. Pada fase ini daerah kenikmatan yang dominan adalah pada daerah mulut. Misalnya kenikmatan pada waktu menyusu ataupun pada waktu disuapi makanan. Sehingga tidak heran, pada umur-umur ini bayi terlihat sangat menikmati mengisap apapun benda yang didekatkan di mulutnya.

b). Fase Anal (dubur), dialami orang sejak umur 1-3 tahun. Pada fase ini kenikmatan yang dominan adalah daerah dubur. Anak merasakan kenikmatan pada waktu mereka membuang kotoran. Bahkan sampai dewasa pun masih terlihat sedikit gejala ini, buktinya saat membuang kotoran sebagian orang malah merem-melek...he

c). Fase Phalik, dialami orang sejak umur 3-5 tahun. Phalik artinya organ kelamin luar. Pada masa ini anak merasakan kenikmatan apabila organ kelaminnya tersentuh. Pada fase ini pula anak mulai menaruh perhatian terhadap organ kelamin yang mereka miliki, mereka mulai sadar bahwa kelamin laki-laki berbeda dengan perempuan. Sering pula terjadi ada semacam dorongan untuk melihat kelamin lawan jenis. Karena sentuhan pada alat kelamin memberikan suatu  kenikmatan, maka anak-anak pada masa ini sering kali secara sadar atau tidak sadar memegang-megang alat kelaminnya.

d). Fase Laten (terpendam), dialami orang sejak umur 5-12 tahun. Pada fase ini tidak ada kenikmatan yang menonjol yang dirasakan anak. Kebiasaan untuk memegang-megang alat kelamin biasanya sudah hilang dengan sendirinya.

e). Fase Genital, dialami orang sejak umur 12 tahun keatas. Genital berarti organ-organ reproduksi atau organ-organ seksual yang tidak hanya terbatas pada Phalik. Pada fase ini kenikmatan yang paling dominan dirasakan oleh manusia adalah pada saat tersalurkannya dorongan seksual. Pada fase ini organ-organ seksual sudah mulai matang dan menuntut untuk memperoleh kepuasan

Jadi secara biologis mulai umur 12 tahun manusia sudah siap untuk melakukan reproduksi melalui hubungan seksual dengan lawan jenisnya. Tetapi karena adanya berbagai hambatan sosial psikologis dorongan seksual tersebut belum dapat terpenuhi secara wajar. Oleh karena itu pemuasan dorongan ini sering dilakukan secara tidak wajar, misalnya melalui onani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun