Mohon tunggu...
ZEN
ZEN Mohon Tunggu... -

netizen yang out of box

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hayalan Ini Tidak Sembarangan

10 Februari 2011   13:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:43 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah anda berhayal? Saya yakin sebagian dan bahkan mungkin semua orang pernah menghayal. Tema hayalan sesorang pun dengan mudah bisa kita tebak, mulai dari hayalan mempunyai uang yang banyak, jabatan tinggi, kehidupan yang bahagia, pasangan hidup yang sempurna, bahkan yang paling sering hayalan bercinta dengan artis idola, hehe.

gambar dipungut dari google

Ditengah kehidupan yang serba sulit, hayalan tampaknya menjadi solusi cepat untuk lari dari kenyataan. Hayalan menjadi sarana hiburan yang murah dikalau susah. Orang mulai berbondong-bondong pergi ke dunia hayal, meninggalkan panggung megah dunia nyata yang penuh air mata, intrik, sandiwara dan strategi saling jegal.

Andaikan kehidupan nyata semudah hayalan, bayi yang baru terlahir ke dunia hayal akan ngakak kegirangan begitu keluar dari rahim ibunya. Membayangkan kehidupan serba mudah dan indah. Tidak seperti di dunia nyata, bayi yang baru lahir terlihat menangis menjerit meronta, seperti ekspresi penyesalan yang mendalam telah terlahir ke dunia.

Kembali ke soal hayalan, disaat kita menghayalkan sesuatu, sering kali kita hanya menbayangkan kondisi yang enak-enak. Sedangkan proses atau cara mewujudkannya luput dari hayalan kita. Padahal bila kita bayangkan prosesnya, kemungkinan terwujudnya hayalan kita di dunia nyata akan semakin besar.

Untuk itu tidak ada salahnya meluangkan waktu sebentar untuk berhayal, menghayalkan indahnya mendapatkan sesuatu sekaligus menghayalkan bagaimana cara mendapatkannya. Semoga satu dari seribu hayalan kita ada yang menjadi kenyataan. Selamat menghayal, semoga sukses.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun