Mohon tunggu...
Zen Muttaqin
Zen Muttaqin Mohon Tunggu... wiraswasta -

AKU BUKAN APA-APA DAN BUKAN SIAPA-SIAPA. HANYA INSAN YANG TERAMANAHKAN, YANG INGIN MENGHIDUPKAN MATINYA KEHIDUPAN MELALUI TULISAN-TULISAN SEDERHANA.HASIL DARI UNGKAPAN PERASAAN DAN HATI SERTA PIKIRAN. YANG KADANG TERLINTAS DAN MENGUSIK KESADARAN. SEMOGA BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Revolusi Mental PSSI

22 April 2015   10:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:48 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1429674626973425437

sumberfoto,indonesiatimur.co

Sepakbola di Indonesia sudah terlanjur menjadi asset bangsa Indonesia, Asset kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, melalui sepakbolalah karakter building dilakukan oleh para pendiri bangsa, dengan sportifitas olah ragalah terjalin persatuan dan kesatuan bangsa, dari seluruh daerah di tanah air.

Revolusi kemerdekaan berjalan mulus karena adanya rasa persamaan dan persaudaraan dari seluruh bangsa di seluruh wilayah Indonesia, yang pada saat sebelum, selama dan setelah kemerdekaan menjadi ajang komunikasi sosial kemasyarakatan diantara anak bangsa di seluruh wilayah Indonesia.

Oleh sebab itulah hingga kini tertanam masif didalam sanubari setiap Rakyat Indonesia di seluruh tanah air, Sepakbola selalu mengusik kesadaran untuk bersatu dan bersaudara diantara bangsa indonesia. Nilai nilai itu terbentuk dari tumbuhnya nilai sportifitas yang berkembang dihati para pecinta sepakbola saat memperjuangkan ti kesayangannya.

Sportifitas adalah embrio kesadaran diri untuk menghargai orang lain serta mengakui kedaulatannya, serta memperoleh tempat mengaktualisasikan diri secara utuh tanpa tekanan dan penindasan. Kemerdekaan merupakan harga mati bagi tumbuhnya sportifitas.

Jiwa Kebangsaan yang dilandasi oleh saling menghargai dan mengerti kedaulatan dan kepentingan orang lain, merupakan modal dasar suatu bangsa untuk menjadi bangsa yang memiliki martabat dan kehormatan sebagai bangsa.

Sportifitas yang terkandung didalam olahraga termasuk sepakbola merupakan wahana untuk memupuk jiwa kebangsaan yang saling menghargai dan menghormati kedaulatan dan mengerti kepentingan orang lain.

Oleh karena itu, sepakbola memiliki posisi strategis dalam pendidikan bangsa untuk menjadi bangsa yang bermartabat , yang harus di sadari dan dikelola dengan penuh tanggungjawab sebagai wahana perjuangan membentuk bangsa yang berkarakter dan berjiwa luhur.

Oleh karena itulah Negara wajib untuk terus menjaganya agar terus berfungsi sebagai wahana komunikasi sosial kemasyarakatan antar warga indonesia, yang secara langsung merupakan kewajiban eksekutif negara yang diperankan oleh Pemerintah cq Menpora.

Pemerintah cq Menpora memiliki kewajiban konstitusional untuk menjalankan fungsinya menjaga dan membina Olah raga Sepakbola, sebagai ajang karakter building bangsa Indonesia.

PSSI didirikan dan diadakan oleh bangsa Indonesia, tidak lain dan tidak bukan untuk membangun jiwa kebangsaan itu yang harus selalu tumbuh dan berkembang mengikuti zamannya, dan tanggung jawab itu ada dipundak para pengurus PSSI dizamannya masing masing.

PSSI adalah Organisasi yang dijalankan dengan system dan Prosedure Organisasi Manajemen, maka yang diperlukan hanyalah, memberlakukan Disiplin Organisasi oleh Ketua Umum PSSI yang tentunya adalah pihak yang paling berkompeten untuk itu.

Menjalankannya sesuai dengan System Prosedure Organisasi Manajemen yang ada. Kemudian menjalankan System Pengawasannya yang tentu sudah melekat dalam system dan prosedur organisasi.

Audit Organisasi secara terus menerus. Selain merupakan tugas Pokok Ketua Umum serta jajarannya , karena PSSI merupakan organisasi yang dimiliki oleh masyarakat,

Dalam rangka Pengawasan inilah, peran para pemerhati , pencinta dan para sopporter, media mainstreem atau media on line, citizen media, media on line, terus menerus ikut mengawasi jalannya Organisasi, apakah masih ada dalam jalur dan sesuai dan benar dalam menjalankan organisasinya.

Karena PSSI milik Masyarakat, tentu hukum2 yang berlaku didalam kehidupan masyarakat juga berlaku bagi PSSI dan dunia sepakbola, tentu hukum masyarakat mampu mengintervensi PSSI melalui jalur hukumnya, dan tindakan2 hukum sesuai dengan hukum yang berlaku.

Dan jangan lupa PSSI hidup dan dihidupi oleh masyarakat termasuk melalui Negara/Pemerintah, Sekarang PSSI adalah bahagian dari masyarakat ada dalam milik masyarakat. Termasuk Penggemar, pemerhati, pengeritik, supporter, pengusaha.

PSSI ada dan ikut masuk kedalam naungan FIFA, dimana FIFA adalah Organisasi Dunia yang menjamin Sepakbola selalu ada dalam jalur yang kondusif untuk tontonan dan hiburan masyarakat dan meraih sebanyak banyaknya participant.

Dengan FIFA, PSSI tergaransi bisa menjual Sepakbola untuk iklan dan advertensi produk produk di seluruh dunia, Kalau ingin memperoleh kue iklan atau advertensi, tak bisa tidak harus dibawah naungan FIFA. Dengan segala konsekwensinya, termasuk mengikuti taat dan patuh kepada STATUTA FIFA dan segala pernik2 aturan yang mengikatnya.

Perlu diketahui hanya FIFA yang mampu dan bisa menjamin produk produk memperoleh citra dan sasaran iklan yang baik. bukan lembaga lain.

Apabila diluar naungan FIFA, itu tak ada yang bisa dan mampu menjamin, tentu yang paling signifikan adalah jaminan kepada dunia finansial serta asuransi. Kalau dunia finansial dan asuransi tidak memperoleh jaminan itu, pasti mereka hengkang dengan sendirinya.

Mana ada yang mau seperti itu yang rugi ya pemerintah setempat, kehilangan opportunity perputaran ekonomi, kehilangan lapangan kerja. kehilangan pemasukan untuk pajak.

BODOH SEKALI KALAU PEMERINTAH TAK TAHU TENTANG INI. PRESIDEN DAN MENTERINYA GOBLOK SAJA KALAU TIDAK MENGERTI. Maka Pemerintah cq Menpora berkewajiban untuk selalu menjaga Sepakbola ada di jalur non partisan, mengembalikan selalu kepangkuan bangsa indonesia.

Menjaga sepakbola tidak terkooptasi oleh kekuatan partisan dan kekuatan2 lain yang mementingkan pribadi dan golongan, yang tentu menghancurkan sendi2 pembangunan karakter bangsa.

Betapa indahnya andaikan Senayan tak hanya di gelora Bung Karnonya saja yang memperjuangkan harga diri dan martabat dalam permainan sepak bola yang dilandasi sportifitas dan dedikasi serta loyalitas dan kecintaan mereka kepada tim dan permainannya.

Sungguh akan sangat berharga bagi tumbuhnya nilai nilai kebangsaan kita ini, kalau di senayan DPR, para wakil rakyat menyadari bahwa mereka adalah bahagian pemain dan bahagian dari tim yang sedang bermain politik di lapangan DPR, dan dilapangan Nasional. Memperjuangkan Nilai nilai dan Moralitas serta perjuangan kepada kehidupan yang lebih baik bagi rakyatnya.

DPR dengan Kesadaran diri merasa ada berada di tengah lapangan yang diawasi oleh wasit2 dan penonton2 supporter yang melihat secara langsung permainan mereka dengan mengedepankan permainan dengan sportifitas tinggi, jujur, benar, adil, baik, indah, sopan, santun, bermartabat, dan permainan permainan gocekan yang indah dan mengagumkan, dengan umpan2 yang cerdas dan aksi gol yang spektakuler.

Andaikan seluruh pemimpin bangsa ini berkenan merefleksikan dirinya kepada sepakbola dan penggemarnya, dengan gaya dan sportifitas serta nilai nilai tinggi yang terkandung, dengan kemerdekaan dan kebebasan dengan sportifitas tinggi, jujur, benar, adil, baik, indah, sopan, santun, bermartabat dan permainan permainan politik dengan gocekan2 yang manis dan indah serta mengagumkan, dengan umpan2 yang cerdas dan aksi gol yang spektakuler.

Maka akan ada harapan dan asa terbentang, meraih cita cita kebangsaan yang sudah lama di canangkan para pendahulu kita. Dengan semagat sportifitas yang tinggi, maka semua akan dapat kita raih. dan tak mustahil kita akan menjadi bangsa yang besar.

Apa yang dilakukan Menpora sudah benar, selama memiliki misi mengembalikan fungsi sepakbola sebagai ajang komunikasi sosial kemasyarakatan, dalam rangka memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. dan membentuk karakter bangsa.

Semoga Bisa Menambah Wawasan dan Perbincangan menjadi lebih dewasa dan mengambil hikmah dan manfaatnya serta memberikan Pengetahuan yang lebih baik dan Bermanfaat.

Mari kita dukung dan kawal perubahan dan pembekuan PSSI ini sebagai awal perbaikan tata kehidupan didunia sepakbola dan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.

Revolusi mental mesti dijalankan dengan membekukan pengurus dan jajaran PSSI.

Merdeka ! Merdeka ! Merdeka !

Jakarta, 22 April 2015

Zen Muttaqin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun